Pangandaran –Javanewsonline.co.id | Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Desa Bojongkondang Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran jadi sorotan masyarakat setempat, pasalnya ada dugaan program Rutilahu yang di jadikan lahan usaha untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Menurut Yogi salah satu warga Desa Bojongkondang, pengiriman matrial tidak sesuai dengan ketentuan, seperti pasir yang seharusnya 5 kubik, ternyata yang ada hanya 4 kubik, belum lagi hebel, dan matrial lainnya.

“Karena saya merasa peduli terhadap pembangunan di desa sendiri, sehingga saya melakukan klarifikasi kepada LPM Desa Bojongkondang selaku pengelola, namun ternyata tidak ada tindak lanjutnya,” kata Empes panggilan akrab Yogi.

Empes juga berharap program Rutilahu di Desa Bojongkondang yang diduga carut marut tersebut patut untuk di pantau secara ekstra oleh pihak Dinas terkait dan APH.

Sementara itu menurut Rukman warga Dusun Bojongkondang, RT 03, RW 01, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang merupakan salah satu warga penerima manfaat mengatakan, program Rutilahu di Desa Bojongkondang disinyalir ada permainan dari oknum pengurus.

“Seperti pengiriman pasir yang mestinya 5 kubik datangnya paling maksimal 4 kubik, sehingga saya harus beli untuk menutupi kekurangannya,” kata Rukman.

Rukman juga mengatakan dirinya sudah komplain ke pihak LPM maupun ke toko material yang dintujuk untuk menyuplai bahan mateial, namun tidak ada tanggapan, hingga bangunan rumah selesai tidak satu orang pun yang datang memberikan penjelasan.

Saat di temui Java news di ruang kerjanya, Suryaman selaku Kades Bojongkondang mengaku belum mendengar gejolak apapun soal program Rutilahu di Desa Bojongkondang.

Suryaman menyampaikan, program rutilahu di kelola oleh LPM, dirinya selaku Kepala Desa hanya mengawasi saja, dan hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan apapun, baik dari penerima manfaat maupun dari para pengurus Rutilahu.

“Kami baru mendengar sekarang permasalahan ini, insyaallah kami akan melakukan klarifikasi ke pihak LPM maupun ke toko material yang di tunjuk,” kata Suryaman.

Saat awak media akan melakukan klarifikasi ke pihak LPM mengalami kesulitan untuk bertemu, padahal awalnya sudah ada janji untuk bertemu di salah satu tempat, namun entah kenapa anggota LPM tidak datang menemui. ( upi)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *