Javanewsonline.co.id – Jayapura ǀ Wakil Wali Kota Jayapura, Ir Rustan Saru MM sempat menjadi sorotan, usai menggelar hajatan pernikahan putranya Ariel dan Khotimah, pada Minggu (11/7). Beberapa media sosial menuding, Rustan telah melanggar protokol kesehatan (Prokes), karena anaknya (mempelai) tidak memakai masker (pelindung pernapasan) dalam hajatan tersebut.

Menanggapi hal itu, Rustan Saru akhirnya memberikan klarifikasi kepada wartawan di ruang rapat Wakil Walikota, Jalan Balai Kota Entrop Kota Jayapura, Senin (12/7).

“Saya selaku pejabat yang disampaikan dalam berita itu, sangat menyayangkan berita yang disebarkan tanpa melalui konfirmasi kepada pihak keluarga, termasuk saya yang menikahkan anak saya. Itu betul, bahwa memang saya menikahkan putra saya dan itu sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya,” katanya.

Rustan menjelaskan, acara nikah tersebut sudah menjalankan prokes dan telah dibentuk panitia khusus, dimana vendor dan WO mengatur semua sesuai dengan prosedur protokol kesehatan.

“Saya bukan orang bodoh, saya Wakil Satgas Covid, saya tau protokol kesehatan, sehingga jika dikatakan pejabat menghadirkan ribuan tamu, melanggar prokes itu tidak benar. Semua panitia yang ada disitu semua sudah antigen, mulai dari petugas cathering, WO, keamanan, petugas parkir, petugas pengantar tamu, termasuk yang menjaga souvenir, bahkan pengantin dan juga keluarga saya sendiri sudah di-swab antigen, agar memastikan kami negatif dan semua ada bukti buktinya,” katanya.

Rustan menambahkan, hajatan pernikahan tersebut dilaksanakan dalam bentuk perjamuan dan dibagi dalam 3 sesi, yakni acara dimulai pada pukul 12 siang, sore hari pukul 4 sore dan pukul 6 sore, selanjutnya acara ditutup pada pukul setengah 8 malam, sesuai Surat Edaran dari Walikota Jayapura. “Saya punya ijin dari Kapolresta Jayapura, sebagai bukti saya mengikuti aturan,” jelasnya.

Rustan juga menyayangkan, hal tersebut tidak langsung dikonfirmasi di lokasi acara. “Kalau memang betul ke lokasi saya hormat. Namun saya sayangkan, jika tidak berada di acara dan sekedar membuat berita, semua yang kita berikan tanggung jawab panitia, didalam ruangan 40 orang untuk mengatur bahwa semua pake masker (hidung) dan panitia menyiapkan sarung tangan dan dipakaikan souvenir,” terangnya. 

Menurutnya, semua sudah dilengkapi dengan alat pengukur suhu dan hand sanitizer. Kursi sudah diatur jaraknya oleh WO. Tidak ada kursi yang rapat begitu pula dengan meja VIP. Rustan juga menanggapi alasan mempelai perempuan tidak memakai masker dikarenakan hiasan kepala yang digunakan tidak mendukung untuk memakai masker dan (kedua) mempelai tidak bersalaman dengan para tamu.

Tak hanya itu, di pesta pernikahan itu juga telah disediakan alat pengukur suhu, handsanitizer dan juga masker medis dipintu masuk, serta acara tersebut sudah mendapatkan ijin keramaian dari Polresta Kota Jayapura. “Ini saya klarifikasi, agar berita ini berimbang dan bisa dipertanggungjawabkan. Makanya kalau mau tahu, tanya orang yang datang ke acara tersebut. Biar tahu melanggar atau tidak?. Ini klarifikasi yang saya sampaikan,” pungkasnya. (RZR)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *