Bekasi – Javanewsonline.co.id | Pembangunan teaching hospital di President University (PU) Jababeka mendapatkan dukungan signifikan dari tokoh-tokoh penting di bidang kedokteran serta jaringan kolaborasi yang kuat dalam ekosistem kesehatan di kawasan industri Jababeka, Bekasi Kamis, (28/11). SD Darmono, Chairman PU, menilai kehadiran para senior, seperti Prof. Satyanegara (ahli bedah saraf), Prof. Amin Soebandrio (Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman), serta pengusaha Sigit Samsu, sebagai elemen penting dalam memajukan rencana pembangunan rumah sakit pendidikan tersebut.
Darmono mengungkapkan bahwa kawasan industri Jababeka sudah membentuk ekosistem kesehatan yang lengkap, termasuk rumah sakit, perusahaan farmasi, serta alat kesehatan. “Banyak profesional dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, Inggris, China, dan Taiwan bekerja di Jababeka. Selain itu, ada mahasiswa asing dari 27 negara yang juga kuliah di PU. Ekosistem ini sudah ada, sehingga kita bisa bergerak cepat dalam pembangunan teaching hospital ini,” ujar Darmono.
Keberadaan ekosistem dan dukungan para senior serta tokoh-tokoh penting di dunia kedokteran menjadi faktor penentu yang memungkinkan teaching hospital PU setara dengan institusi serupa di luar negeri. Darmono juga menyoroti pentingnya lokasi pembangunan teaching hospital yang terintegrasi dengan kawasan President Executive Club Jababeka, yang juga mendapat dorongan kuat dari para pendiri PU, seperti Prof. Dr. Juwono Sudarsono dan Prof. Dr. Charles Himawan, S.H., LL.M. (alm.).
“Para pendiri ini mendukung saya untuk berani mengambil langkah besar, yaitu membangun universitas kelas dunia di PU dan mengurangi pemborosan devisa akibat orang Indonesia yang berobat ke luar negeri,” tambah Darmono. Menurutnya, solusi untuk masalah ini adalah dengan menghadirkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Jababeka, yang nantinya akan mengurangi pengeluaran devisa negara yang mencapai puluhan triliun rupiah.
Rencana pembangunan teaching hospital ini akan berlangsung hingga 2026, dengan tahap awal menyediakan 400 tempat tidur. Darmono menambahkan, sejak kawasan industri Jababeka dibangun 20-30 tahun lalu, perputaran ekonomi Bekasi dan sekitarnya terus berkembang. Selain itu, populasi yang semakin meningkat dan hadirnya expatriate dari 34 negara turut mendukung pembangunan teaching hospital serta medical city dalam KEK Kesehatan.
“Selain itu, kami juga fokus pada pengembangan penelitian bioteknologi, sehingga Indonesia bisa menciptakan bahan baku obat sendiri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Kami juga sudah mengubah fungsi 40 unit apartemen yang dibangun 20 tahun lalu menjadi fakultas kedokteran di PU,” kata Darmono.
Sementara itu, Rektor President University, Handa S. Abidin, melihat kolaborasi sebagai kunci utama dalam mempromosikan pendidikan tinggi Indonesia ke dunia internasional. Hal ini selaras dengan upaya yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto yang terus memperkuat hubungan luar negeri. “Tolak ukur rumah sakit berkualitas adalah rumah sakit bertaraf internasional dengan banyak pasien dari luar negeri. Menteri Kesehatan Budi Gunadi juga mengakui pentingnya standar ini. PU sudah menjadi universitas dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak, sehingga ekosistem untuk mendukung teaching hospital ini sudah terbentuk,” jelas Handa S. Abidin.
Dengan dukungan kuat dari berbagai pihak, rencana pembangunan teaching hospital di President University diharapkan dapat segera mewujudkan fasilitas kesehatan yang tidak hanya melayani masyarakat Indonesia, tetapi juga mampu menarik perhatian internasional, serta menjadi pusat unggulan di bidang kedokteran dan penelitian. (SL)