Bogor – Java Newsonline.co.id | Upaya memberdayakan para pensiunan terus digalakkan melalui berbagai program pelatihan produktif. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pelatihan keterampilan budidaya ikan konsumsi di Bogor, Jawa Barat. Program ini menargetkan pensiunan, baik dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun swasta, untuk tetap aktif dan berkontribusi pada masyarakat, keluarga, serta mendukung program pemerintah.
“Mereka (pensiunan di Bogor) antusias. Ada yang tertarik dengan budidaya ikan dan tanaman. Saya pribadi tertarik pada program budidaya ikan untuk mendukung suksesnya program makan bergizi gratis yang akan dimulai pada 2 Januari 2025,” ujar Susan, salah satu panitia pelaksana kegiatan.
Sejumlah pemerintah daerah, termasuk Bogor, telah melakukan simulasi program makan siang gratis bagi siswa SD hingga SMP. Dari simulasi tersebut, diperkirakan dibutuhkan anggaran sebesar Rp15.000 untuk satu paket makan siang. Dalam konteks ini, budidaya ikan dianggap memiliki potensi besar untuk mendukung program tersebut.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang budidaya ikan, tetapi juga memberikan bantuan stimulan berupa benih ikan dan pakan. Hal ini bertujuan meningkatkan motivasi peserta dalam memulai usaha budidaya. Susan menegaskan, “Budidaya ikan relatif mudah dan cocok untuk lingkungan Bogor. Aktivitas ini bisa menjadi solusi produktif bagi pensiunan yang ingin tetap aktif.”
Salah satu pensiunan, yang memiliki lahan kosong seluas 500 meter persegi di kaki Gunung Salak, Desa Batu, menyampaikan minatnya. Namun, ia mengakui masih banyak pensiunan yang belum akrab dengan teknik budidaya ikan.
Bogor, yang memiliki akses dekat dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), memberikan keunggulan tersendiri untuk pengembangan budidaya ikan. Selain itu, fasilitas pelatihan seperti di Wisma Doea Tjangkir, Jalan Sawojajar, sering menjadi tempat berkumpul para pensiunan.
Pemilik café Doea Tjangkir menambahkan, “Kami berharap budidaya ikan dapat menyamai keberhasilan pelatihan budidaya tanaman yang pernah dilakukan tahun 2000. Jika program ini dikelola dengan baik, hasilnya dapat mendukung kebijakan Presiden Prabowo, khususnya dalam bidang ketahanan pangan.”
Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi peserta, tetapi juga mendukung kebijakan nasional dalam memperkuat ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan lahan kosong, terutama di wilayah kaki Gunung Salak, kegiatan ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
“Kami optimis program ini akan berhasil. Selain memberdayakan pensiunan, ini juga menjadi peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat dalam budidaya ikan air tawar,” pungkas Susan.
Program pelatihan budidaya ikan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menggerakkan partisipasi masyarakat pensiunan untuk kegiatan produktif dan berkelanjutan. (SL)