Donggala – Javanewsonline.co.id | Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Donggala, Drs. Pangeran Jage L. Dg. Bone, MH, mengungkapkan rencananya untuk mendirikan program Pojok Baca di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Menurutnya, program ini merupakan inisiatif dari Perpustakaan sebagai bagian dari tanggung jawabnya untuk memberikan transformasi kepada pegawai dan masyarakat.

“Pojok baca dapat menjadi sarana yang efektif untuk memberikan akses khususnya tentang publikasi transformasi perpustakaan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan, hingga kelurahan/desa. Pojok baca ini dapat menjadi tempat bagi setiap pengunjung di OPD, misalnya saat menunggu, untuk membaca buku agar tidak merasa jenuh,” ungkapnya pada Jumat (24/11).

Pangeran menekankan bahwa perpustakaan memiliki peran penting sebagai pusat baca dan informasi untuk meningkatkan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Mendirikan pojok baca di lingkungan pemerintahan adalah upaya Pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui berbagai cara, termasuk mendirikan pojok baca.

Pojok baca, selain sebagai tempat membaca, juga dapat menjadi wadah untuk berbagi dan berdiskusi mengenai pengetahuan yang relevan sesuai dengan bidang masing-masing. “Perpustakaan menyediakan koleksi buku dan sumber bacaan yang beragam sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,” tambahnya.

Program pojok baca ini, menurut Pangeran, telah disosialisasikan kepada mantan Bupati Donggala, Kasman Lassa, sejak tahun 2021. Meski sudah memberikan edaran ke masing-masing OPD, Pangeran mengakui bahwa mungkin kesibukan mereka membuat konfirmasi tidak terlaksana. Ia berharap agar kepala OPD, Camat, dan Lurah/Desa dapat aktif dalam merencanakan dan melaksanakan program ini sebagai bagian dari publikasi Dinas Perpustakaan.

“Pada tahun 2024 mendatang, kami berencana untuk melaksanakan sosialisasi kembali. Dengan adanya anggaran baru, kita akan merambah ke desa-desa terpencil untuk publikasi, sesuai dengan tuntutan dalam transformasi perpustakaan yang berbasis inklusif sosial di masyarakat,” tutupnya. (Sir)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *