KUNINGAN – Javanewsonline.co.id | Calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan nomor urut 3, Yanuar Prihatin dan Udin Kusnedi, berhasil memikat perhatian generasi muda dalam acara “Pemuda Memanggil Nu Ngora Nu Nanya” yang berlangsung di Kopi Hawwu, Jumat malam, 1 November 2024. Dalam forum tersebut, Yanuar menyampaikan jawaban yang dianggap paling logis oleh panelis terhadap pertanyaan-pertanyaan strategis mengenai rencana mereka jika terpilih.
Mengawali sesi, Yanuar ditanya tentang langkah yang akan diambil untuk memimpin Kuningan pada periode 2024-2029. Ia menjelaskan fokus utama mereka pada pengembangan branding Kabupaten Kuningan yang realistis dan berbasis potensi lokal.
“Ketika mempertimbangkan opsi seperti Kota Industri, kita harus akui bahwa Kuningan kalah bersaing dengan Majalengka dan Cirebon, yang memiliki infrastruktur lebih baik,” ujar Yanuar. Ia menekankan pentingnya memilih branding yang sesuai dengan kondisi daerah agar tidak membuang waktu dan sumber daya.
Yanuar melanjutkan dengan menguraikan beberapa alternatif branding lain. Ia menyebut bahwa Cirebon telah mengambil posisi sebagai Kota Jasa dan Perdagangan, sementara Kuningan juga menghadapi persaingan ketat dalam upaya menjadi Kota Pendidikan, terutama dari kota-kota yang sudah mapan seperti Bandung dan Yogyakarta.
Dalam analisisnya mengenai pariwisata, Yanuar mencatat bahwa meskipun Kuningan memiliki potensi wisata alam seperti Gunung Ciremai, persaingannya dengan destinasi terkenal seperti Gunung Bromo sangat berat. Ia menegaskan bahwa diperlukan inovasi yang lebih kreatif untuk mengembangkan sektor pariwisata Kuningan.
Salah satu fokus utama Yanuar adalah potensi seni angklung sebagai aset wisata. Ia mengungkapkan bahwa tradisi musik angklung di Kuningan, yang sudah dikenal di kancah internasional, bisa menjadi daya tarik untuk menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi lokal. “Jika Kuningan menjadi pusat angklung di Indonesia, kita bisa mendatangkan wisatawan dan meningkatkan berbagai sektor ekonomi,” jelasnya.
Yanuar menekankan bahwa pengembangan seni angklung harus dilakukan dengan kesungguhan, kreativitas, dan rencana yang jelas. “Dengan langkah yang tepat, Kuningan bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia,” pungkasnya.
Visi dan jawaban yang disampaikan oleh Yanuar dan Udin dalam acara tersebut tidak hanya memberikan gambaran tentang rencana mereka, tetapi juga membangkitkan harapan di kalangan pemuda Kuningan untuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. (Otong engkos)