Takalar (Sulsel) – Javanewsonline.co.id | Sejak dibangun pada tahun 2016 lalu, Pasar Sanrobone Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan belum difungsikan, sehingga masyarakat menilai pasar ini mubazir. Padahal anggaran sebesar 1.1 miliar rupiah berasal dari uang rakyat melalui pajak yang dipakai untuk membangun, namun tidak dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Takalar.
Menurut Daeng Nuru, yang kesehariannya sebagai penjual Coto dan selaku masyarakat disekitar pasar Sanrobone mengatakan, sejak dibangunnya pasar ini, hanya dua bulan beroperasi, setelah itu sudah tidak dibuka lagi sampai sekarang.
“Iye pak, sejak dibangun, pasar itu hanya dua bulan beroperasi, selanjutnya tidak lagi dan sudah bertahun tahun tidak ada aktivitas dipasar itu. Kami selaku masyarakat, apalagi saya ini hari-hari berjualan Coto, apabila pasar digunakan otomatis jualan saya laku. Selaku masyarakat kecil, saya sangat berharap kepada Bupati Takalar untuk memfungsikan kembali Pasar Sanrobone ini, agar pedagang yang ada di Kabupaten Takalar, khususnya pedagang yang bermukim di kecamatan ini, bisa berjualan seperti biasa, sehingga roda perekonomian bisa berputar dalam kondisi pandemi corona (Covid-19) saat ini, agar pasar juga tidak mubazir,” ucapnya.
Daeng Nuru menambahkan, awal tahun ini Camat dan Kepala desa menyampaikan bahwa Pasar Sanrobone mau dibuka kembali, tapi terhambat disebabkan oleh Corona. Camat Sanrobone, Sahrir Mile saat dikonfirmasi dikantornya mengemukakan, terkait pasar Sanrobone, dirinya sejak bertugas sebagai Camat melihat pasar tersebut tidak berfungsi dan dinilai mubazir. “Pasar ini sudah lama dibangun, tapi tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” cetusnya.
Waktu baru bertugas sebagai Camat Sanrobone, saat melihat pasar, dalam pikirannya sempat bertanya-tanya, kenapa pasar ini tidak difungsikan, padahal sudah lama selesai dibangun dan ini bisa bermanfaat bagi pedagang lokal ataupun pedagang dari luar Kecamatan Sanrobene.
Namun setelah dia tau pokok permasalahannya, dia berkordinasi dengan Kepala desa serta dinas perdagangan dan sepakat pada awal bulan April akan membuka kembali pasar tersebut untuk transaksi jual beli, namun saat mau dilaksanakan sosialisasi antara pihak pasar dan pedagang, tiba tiba ada surat edaran dilarang orang berkerumun karena adanya penyebaran covid 19.
Sahrir Mile dan dinas terkait sudah dipanggil oleh Komisi II DPRD Takalar, yang dipimpin oleh H Mukhtar Maluddin, untuk sharing terkait tidak berfungsinya Pasar Sanrobone ini. Dia juga berharap agar covid 19 ini cepat berlalu, sehingga pasar ini bisa beroperasi kembali, karena pasar ini bisa memasukkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sekaligus menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran.
Hal senada disampaikan Supriadi, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri Dinas Koperasi,Perdagangan dan UMKM Kabupaten Takalar, dia mengatakan soal Pasar Sanrobone sampai saat tidak beroperasi karna adanya covid 19.
“Sepengetahuan saya, Pak Pasar Sanrobone tidak beroperasi karena pedagang tidak mau datang berjualan, sebab kurangnya masyarakat berkunjung untuk berbelanja. Karena percuma saja alasan mungkin masyarakat tidak mau ke Pasar Sanrobone, karena berdekatan dengan Pasar Pattallassang, yaitu Pasar Sentral serta Pasar Bontoramba.Mungkin itu penyebabnya, sehingga pengunjung pasar kurang dan juga saya lihat itu aja pedagangnya dipasar satu dan yang lainnya,” terangnya.
Supriadi menambahkan, dari Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM, bersama Camat dan Kades Sanrobone sudah dipanggil oleh DPRD Takalar, untuk sharing terkait Pasar Sanrobone. “Yang menjadi kendala saat ini adalah penyebaran Covid 19, padahal pada awal April lalu, mereka sudah sepakat untuk membukanya kembali,” tegas Supriadi diruang kerjanya, Senin (14/9). (Muhammad Rusli/Azis kawang)