Jember – Javanewsonline.co.id | Kabupaten Jember terkenal dengan produksi tembakau dan kopinya hingga mampu bersaing di sektor kelas dunia dan menjadi perputaran ekonomi nasional.
Dusun Tegal Paron Desa Selodakon Kecamatan Tanggul adalah salah satu desa penghasil kopi yang di kelola oleh masyarakat lokal. Produk kopi yang dihasilkannya mampu menyaingi kelas nasional dan menduduki kelas market hingga ke luar pulau.
Hal itu menjadi pusat perhatian Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kabupaten Jember, yang sedang melaksanakan kegiatan KKN di desa tersebut. Lokasi yang dijadikan tempat bercocok tanam kopi dan jagung adalah tanah milik Perum Perhutani dan menjadi sumber mata pencarian masyarakat sekitar.
Tema yang dipilih Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kabupaten Jember dalam melaksanakan KKN yakni, “Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19″. Tema tersebut dituntut harus mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di tengah Pandemi covid 19.
Adapun mitra yang dituju yaitu salah satu UMKM yang memproduksi Kopi Bubuk yaitu Lilik, warga Dusun Tegal Paron Desa Selodakon. Saat ditemui Mahasiswa FEB ditempat usahanya, Lilik menceritakan bahwa usaha pengelolaan kopi bubuk telah dirintisnya selama empat tahun.
Lilik yang juga sebagai guru di salah satu lembaga pendidikan di sekitar rumahnya berharap, usaha ini mampu mendongkrak perekonomian petani kopi disekitarnya dan mampu meningkatkan nilai penjualan.
Menurutnya, situasi pandemi saat ini sangat berdampak kepada usahanya, diantaranya penurunan jumlah produksi hingga penurunan omset. “Dimasa pandemi seperti sekarang ini, omset dari produksi kopi bubuk sangat menurun sekira 20 hingga 30 %,” ungkapnya.
Lilik berharap, dengan adanya KKN Back to village yang digagas oleh Dimas asal FEB Jember dapat membantu permasalahan yang sedang ia alami.
“Saya berharap kepada adik-adik mahasiswa, bisa membantu permasalahan yang sedang saya hadapi, artinya membantu memasarkan produk kami, baik melalui media sosial atau melalui outlet-outlet atau juga BUMDes, agar dapat meningkatkan perekonomian petani Kopi,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Dimas salah satu Mahasiswa FEB berencana, akan mengadakan pelatihan market yang mudah dipahami oleh petani kopi dan pelaku UMKM, diantaranya akan melakukan digital marketing dan pencatatan akuntansi. Menurutnya, pelatihan yang dibutuhkan saat pandemi ini adalah digital marketing.
Dimas menambahkan, pelatihan yang akan diberikan kepada Lilik sebagai pengelola Kopi Bubuk, dapat melalui Media sosial (Medsos), Facebook, IG, WA group. Ia berharap, dengan innovasi strategis ini, produk kopi bubuk yang dihasilkan Lilik dapat menduduki market normal seperti sedia kala. (Badri)