Serang – Javanewsonline.co.id | Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten kembali menggelar acara sosialisasi terkait pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri. Kegiatan yang diadakan di Aula Puskesmas Ciomas, Kabupaten Serang, pada Selasa (15/10) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan anemia, serta memberikan edukasi mengenai risiko kesehatan jangka panjang yang dapat ditimbulkan jika masalah gizi tidak segera ditangani.
Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, serta sejumlah pihak lintas sektor yang memiliki keterkaitan langsung dengan program kesehatan remaja. Dalam kesempatan tersebut, Dinkes Banten menekankan pentingnya pemberian tablet tambah darah secara rutin kepada remaja putri untuk mencegah anemia akibat kekurangan zat besi yang rentan terjadi pada kelompok usia tersebut.
Menurut Kepala Dinkes Provinsi Banten, kegiatan ini juga sejalan dengan program surveilans gizi yang secara terus-menerus dilakukan di seluruh Puskesmas di wilayah Provinsi Banten. Program ini bertujuan untuk mendeteksi masalah gizi sedini mungkin, terutama pada remaja putri yang sering kali menghadapi kekurangan gizi mikro, seperti yodium, selenium, kalsium, dan seng.
“Anemia pada remaja putri dapat meningkatkan risiko kesehatan yang lebih serius, termasuk masalah saat kehamilan dan melahirkan, seperti bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dimulai sejak dini, dengan memastikan remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah secara teratur,” jelas Kepala Dinkes Provinsi Banten.
Lebih lanjut, acara sosialisasi ini juga mencakup pembahasan lintas sektor mengenai pentingnya suplemen gizi lainnya yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan remaja putri. Selain itu, pihak Dinkes mengajak semua sektor terkait untuk bekerja sama dalam menyusun langkah-langkah efektif guna mengatasi masalah gizi kurang di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Pentingnya sistem pemantauan yang tepat juga menjadi sorotan dalam acara tersebut. Dinkes Provinsi Banten telah mengembangkan aplikasi berbasis web, Sigizi, untuk memudahkan pelaporan dan pengelolaan data terkait masalah gizi. Dengan aplikasi ini, Puskesmas dapat melaporkan data gizi secara real-time, yang memungkinkan verifikasi dan validasi lebih cepat, sehingga intervensi dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
“Melalui aplikasi Sigizi, kami dapat memastikan bahwa data yang kami terima akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat penting untuk memetakan masalah gizi dengan lebih baik, sehingga program intervensi dapat berjalan efektif dan menyasar pada kelompok yang membutuhkan,” tambah Kepala Dinkes.
Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya remaja putri, akan pentingnya pola makan sehat dan konsumsi tablet tambah darah. Dinkes Provinsi Banten berharap kegiatan ini dapat memutus rantai masalah anemia dan gizi buruk di kalangan remaja, serta melahirkan generasi muda yang lebih sehat dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan data gizi, Dinkes Banten optimis bahwa program ini akan terus berkembang dan memberikan hasil yang positif untuk kesehatan masyarakat di Provinsi Banten. (ADV)