Jakarta – Javanewsonline.co.id | – Mahasiswa dan rakyat Papua Tengah bersatu dalam aksi penolakan terhadap investasi PT. Antam Tbk di Blok B Wabu, Intan Jaya. Unjuk rasa ini, yang berlangsung di depan Kantor Gambar Provinsi Papua Tengah pada Kamis, 18 Januari 2024, menjadi sorotan nasional dan internasional.

Aksi ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap dampak eksploitasi sumber daya alam oleh PT. Antam Tbk di wilayah tersebut. Mahasiswa dan rakyat Papua Tengah berpendapat bahwa keberadaan perusahaan tersebut berpotensi merugikan ekosistem dan kehidupan masyarakat adat di Intan Jaya.
Aksi penolakan ini mencakup berbagai bentuk, mulai dari orasi, pembawaan spanduk, poster, hingga blokade jalan sebagai ekspresi protes yang konkret. Dukungan dari masyarakat Papua Tengah semakin memperkuat suara penolakan, dan bahkan mencapai perhatian media nasional dan internasional.
Masyarakat berharap agar pemerintah pusat dan perusahaan terkait merespons serius tuntutan aspirasi rakyat Papua Tengah. Aksi ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mengubah kebijakan terkait izin perusahaan pertambangan di wilayah tersebut, dengan lebih memprioritaskan kepentingan lingkungan dan masyarakat adat.
Asumsi bahwa PT. Antam Tbk tidak melibatkan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan menjadi dasar utama penolakan. Mahasiswa dan rakyat Papua Tengah mendesak pemerintah untuk mendengarkan suara mereka dan membatalkan investasi di Blok B Wabu, Intan Jaya.
Pentingnya keberlanjutan dan konsultasi dengan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan menjadi sorotan, sementara kekhawatiran terhadap kerusakan lingkungan dan meningkatnya risiko konflik juga ditegaskan. Mereka berkomitmen untuk terus membela hak-hak mereka dan menyuarakan penolakan terhadap investasi yang dianggap merugikan.
Aksi penolakan ini membuka diskusi tentang dampak kapitalisme global, inspiralisme, dan militerisme dalam konteks Papua, menyoroti perlunya kebijakan yang berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. (Pam)