Kuningan – Javanewsonline.co.id | 27 Juni 2024 – Dengan Tari Wayang Adipati Karna sebagai simbol kepatutan terhadap patriotisme bangsa, Paseban Tri Panca Tunggal menggelar pameran wayang dalam rangkaian Seren Tahun, di Ruang Jinem (Panjinakan).

Pameran yang bertajuk “Merawat Pusaka Budaya Nusantara Menggali Nilai Budaya Bangsa melalui Tradisi Wayang” dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Hilmar Farid, B.A, MA, PhD. Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekda Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, dan Anggota DPRD, Rana Suparman, SE, pada Selasa (25/6/2024), di Kelurahan/ Kecamatan Cigugur.

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, menegaskan pentingnya pelestarian tradisi wayang sebagai warisan leluhur yang mengandung keluhuran nilai. “Wayang menjadi simbol keindahan dan keluhuran dalam kesenian, yang memiliki makna mendalam bagi peradaban kita,” ujarnya.

Sekda Dian menyambut baik Seren Tahun sebagai bukti nyata kerukunan beragama dan sosial budaya di Kabupaten Kuningan. “Ini adalah miniatur Indonesia yang menampilkan berbagai elemen masyarakat tanpa memandang perbedaan agama, suku, atau latar belakang,” katanya.

Pada kesempatan ini, momentum peringatan ini dijadikan sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan serta melestarikan budaya adiluhung. “Wayang, dengan filosofi tokoh-tokohnya yang menggambarkan kehidupan, perlu kita jaga dan rawat dengan baik,” tambahnya.

Ibu Ratu Dewi Kanti, dari Paseban Tri Panca Tunggal, menyoroti komitmen lembaganya dalam merawat dan melestarikan warisan leluhur. “Kami bangga dapat menyumbangkan bagi Indonesia dengan melestarikan seni wayang, termasuk Wayang Kulit corak Gehang Kinatar yang berusia 200 tahun,” ucapnya.

Wayang Kulit Gebang Kinatar ini telah menjadi perhatian banyak ahli budaya, seperti Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Prof. Mattew Isac Cohen dari Yale University, yang mengapresiasi kehalusan ukiran dan keaslian kualitasnya.

Pameran ini diharapkan dapat terus menginspirasi dan memperkaya nilai-nilai budaya bangsa, serta memotivasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan budaya Nusantara. (Otong)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *