Magetan – Javanewsonline.co.id | Dalam upaya mencegah stunting pada balita, Kecamatan Plaosan, Magetan meluncurkan program inovatif yang diberi nama “Niat Engsun Tuntas Cegah Stunting” atau NETES. Program ini dimulai pada Oktober 2023, bertujuan untuk mengurangi angka stunting, khususnya pada bayi di bawah dua tahun (Baduta) yang rentan terhadap masalah tersebut.
Camat Plaosan, Dian Maheru Robi Wiyatmoko, menjelaskan bahwa inisiatif ini bermula dari pengetahuan yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan dari dr. Metha di Surabaya. Dian mengungkapkan bahwa stunting dapat menghambat perkembangan otak anak, yang berdampak pada kecerdasan mereka di masa depan. Hal ini memotivasi pihaknya untuk berupaya keras agar balita di Kecamatan Plaosan tidak terpapar stunting.
“Program ini melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah desa, kader kesehatan, PKK, hingga Puskesmas. Yang utama adalah kontribusi dari peternak ayam petelur yang secara sukarela menyumbangkan telur untuk diberikan kepada anak-anak rentan stunting,” jelas Dian, pada Senin (02/12/2024).
Program ini dijalankan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Plaosan, yang menyasar 81 Baduta yang teridentifikasi berisiko stunting. Setiap hari, mereka diberikan satu butir telur, dan pemberian tersebut dilakukan secara berkala selama 90 hari. Setiap 15 hari, setiap Baduta mendapatkan 15 butir telur, yang disertai dengan pemantauan berat badan dan tinggi badan.
Para peternak ayam petelur yang terlibat dalam program ini terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah ayam yang dimiliki. Kelompok pertama dengan kapasitas 1.000 hingga 3.000 ayam menyumbangkan 15,5 kg telur setiap tiga minggu, sementara kelompok kedua dan ketiga, yang memiliki lebih banyak ayam, memberikan lebih banyak telur.
Dian berharap program NETES ini tidak hanya berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kecamatan Plaosan, tetapi juga dapat direplikasi di daerah lain sebagai model pencegahan stunting dengan memanfaatkan sumber pangan lokal, seperti telur. “Program ini terbukti berdampak positif terhadap peningkatan gizi balita dan patut direkomendasikan untuk dilanjutkan,” pungkasnya. (Ren)