Sambas – Javanewsonline.co.id |  Di tepian Kalimantan yang eksotis, sebuah kisah tentang perjuangan dan harapan sedang terjadi. Di tengah Desa Kalimantan, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, terdapat sebuah proyek pengaman pantai yang telah menjadi sinar harapan bagi penduduknya. Kepala Desa Kalimantan, yang akrab disapa Uwing, dan seluruh masyarakat desa merindukan kelanjutan proyek ini yang telah mencapai 89% progresnya.

Desa ini sejak lama berhadapan dengan ancaman abrasi pantai yang mengintai dengan niat jahatnya. Setiap tahun, mereka menjadi saksi bisu dari kekuatan alam yang mengancam jalan raya dan pemukiman mereka. Hingga suatu hari, sinar harapan datang dalam wujud proyek pengaman pantai yang dilaksanakan oleh PT Cahaya Aulia Putra.

Kepala Desa Kalimantan, Uwing, berbicara dengan harapan dalam matanya. Desa ini telah menjadi korban abrasi pantai setiap tahunnya, dan tanpa pengaman pantai yang kini sedang dibangun, risiko itu akan terus meningkat. Dengan nada tulus, Uwing berujar, “Oleh karena itu, dengan dibangunnya pengaman pantai ini, semoga desa ini dapat terhindar dari abrasi pantai yang bisa menyebabkan dampak negatif bagi masyarakat.”

Proyek ini merupakan jawaban bagi semua doa dan harapan yang telah lama menggelayuti hati masyarakat Desa Kalimantan. Mereka tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan I yang telah mendengar keluhan mereka selama ini. Dukungan dari masyarakat dan Forkopimcam Paloh juga turut menjadi pendorong pembangunan proyek pengaman pantai ini.

Uwing, selaku Kepala Desa, berharap agar proyek pengaman pantai ini dapat terus berlanjut tahun depan. Ini bukan hanya sekadar proyek fisik, tetapi juga adalah perisai yang melindungi pantai mereka dari abrasi yang merugikan. “Semoga Pemerintah dapat melanjutkan proyek pengaman pantai tahun depan,” harapnya dengan doa dalam hati.

Namun, proyek ini tidak hanya sekadar perlindungan fisik. Uwing melihat potensi lebih besar di dalamnya. Dia mengajak seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah, swasta, maupun penduduk, untuk bekerja sama. Pengaman pantai ini tak hanya menjadi pelindung, tetapi juga menjadi sebuah pintu menuju wisata yang belum terjamah.

“Selain menjaga dan melindungi area yang rentan terhadap ancaman bencana alam, pengaman pantai ini akan menjadi sebuah alternatif bagi masyarakat kita untuk berwisata. Mari kita jaga dan jadikan Desa kita ini sebagai destinasi wisata bahari bagi masyarakat setempat, maupun luar daerah,” himbaunya dengan semangat membara.

Inilah kisah Desa Kalimantan, tempat harapan tumbuh di antara pasir pantai dan ombak yang tak henti berbicara. Di sini, mereka tidak hanya membangun perlindungan fisik, tetapi juga membangun impian dan harapan bagi masa depan yang lebih cerah. (Usman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *