Pemalang – Javanewsonline.co.id | Rumah Mbok Tuminah (68) Janda miskin yang tinggal di RT 01 RW 001 Desa Kendaldoyong Kecamatan Petarukan Pemalang Jawa Tengah yang dinilai tidak layak huni akibat terdampak tanah gerak, namun sulit mendapat bantuan renovasi dari anggaran pemerintah lantaran terkendala administrasi.
Rumah dinding tembok itu dihuni oleh Mbok Tuminah (68) seorang diri, dengan kondisi rumah rusak dan retak-retak. Rumah yang berukuran 5 meter x 9 meter dibiarkan rusak, bangunan rumah yang sederhana itu juga selalu bocor jika hujan turun.
“Memang kalau hujan air masuk semua, karena selain genting banyak yang bocor, juga percikan air dari lobang tembok yang besar,” tutur ibu Pesek tetangga yang menemani, Minggu (27/12/2020).
Menurut keterangan Ibu Pesek, Mbok Tuminah kesehariannya hanya menunggu bantuan dari kedua anaknya yang kebetulan tidak jauh tempat tinggalnya. Sedangkan anak-anak lainnya hidup diperantauan. Niat untuk memperbaiki secara mandiri tak pernah kesampaian. Karena untuk makan sehari-hari saja sulit.
“Masih ada anak Ibu Tuminah yang lain, yang hidupnya jauh ikut keluarga, tapi masih ada 2 orang anak yang tinggal didekat sini,” ucap ibu Pesek.
Nestapa Mbok Tuminah (68) bertambah karena kesulitan mengajukan bantuan perbaikan melalui program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) atau program lainnya ke Pemerintah. Penyebabnya, karena awalnya bangunan tersebut permanen dan administrasi swadaya juga tidak punya.
“Karena ada kendala soal swadaya ini yang membuat pihak desa kesulitan untuk mengajukan bantuan renovasi program (RTLH) untuk rumah Mbok Tuminah,” beber Sekdes Desa Kendaldoyong Heri, Selasa (29/12).
Dijelaskannya, rumah 01 Tuminah itu rusaknya cukup parah, sebab diwilayah Rt 07 Rw 019 posisinya dipinggiran Sungai dan dilalui tanah gerak.
Terkait kondisi tersebut Heri sebagai Sekretaris desa tetap mengupayakan perbaikan rumah Mbok Tuminah, melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) mendatang.
“Sebelumnya, Desa Kendaldoyong sudah mengajukan Bedah Rumah di anggaran Dana Desa (DD), namun kendalanya soal administrasi, kemudian bila dilaksanakan perkiraan tidak cukup,” terangnya lagi, melihat kondisi kerusakan yang parah. Menurutnya, Bedah Rumah yang menggunakan program BSPS mencapai 17,5 Juta, itupun harus ada Swadaya. (Rae)