Pembangunan kawasan perdesaan merupakan pembangunan antar Desa yang bertujuan untuk mendukung percepatan dan peningkatan kualitas pelayanan, pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif dengan mengintegrasikan berbagai kebijakan, rencana, program dan kegiatan para pihak pada kawasan yang ditetapkan dengan mengedepankan asas manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat di kawasan perdesaan.

Prioritas pembangunan dalam skala kawasan meliputi, penggalian potensi kawasan serta perumusan masalah yang di hadapi oleh masyarakat di kawasan tersebut. Hal ini penting agar kesepakatan keputusan dalam upaya membangun kawasan perdesaan dapat memaksimalkan potensi yang di miliki, sekaligus untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh mayoritas masyarakat, serta membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut.

Untuk melaksanakan pembangunan antar desa dalam skala kawasan ini, perlu di bentuk lembaga antar desa yang keanggotaannya mewakili desa-desa yang melaksanakan kegiatan kerjasama, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata cara Kerjasama Desa di Bidang Pemerintahan Desa.

Berdasarkan gagasan yang diprakarsai para Kepala Desa dan Ketua BPD, untuk mengusung semua Program Pemerintah Nusa Tenggara Timur dalam kegiatan pengembangan Pariwisata dan Tenun Ikat serta berpartisipasi dalam aktivitas sosial serta perekonomian lokal antar kawasan di permukiman perdesaan maupun kegiatan Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), yang merupakan salah satu kegiatan pembangunan berbasis masyarakat di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka Kepala Desa Barang, Thomas Tahir, Ketua BPD Golo Ncuang, Sebastianus Badu, Kepala Desa Pinggang, Barnabas Kacang dan Kepala Desa Wae Renca, Martinus Gaul, yang di wakili Yohanes Nogur, bersama Steviana Dudu,SE dan Ferdinandus Tion, telah membentuk dan mendirikan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) di Kecamatan Cibal dan Kecamatan Cibal Barat Kabupaten Manggarai, yang kini sedang dalam proses pembuatan Akte Notaris.

Pada Selasa (8/3), delegasi masyarakat Kecamatan Cibal dan Cibal Barat, berinisiatif untuk berangkat ke Kupang, agar bisa beraudiensi dengan Gubernur NTT. Atas dukungan moril dari tokoh-tokoh masyarakat Manggarai asal Cibal yang tinggal di Kupang dan peran dari Pius Rengka, yang sedang berada di Salatiga untuk menyelesaikan program doktoral, serta dukungan moril dari Tokoh Muda Manggarai, Thomas Dohu serta partisipasi dari Ketua DPRD Manggarai, Matias Masir SPd, sehingga Tim ini berhasil bertemu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Jumat (11/3), di ruang rapatnya.

Sebagai masyarakat NTT yang tinggal jauh di daerah pelosok Manggarai, yang memiliki aneka pesona wisata dan tenun ikat Nusa Nipa khas Manggarai, kita patut berbangga dapat beraudiensi dengan seorang tokoh nasional yang sarat dengan pengalaman dan kemampuan yang sudah teruji di arena publik Indonesia dan kini sedang menjabat sebagai Gubernur NTT.

Acara audiensi ini di buka oleh Wartawan, mengundang Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat SH MSi untuk datang berkunjung ke Desa Barang, Desa Golo Ncuang, Kelurahan Pagal, Desa Pinggang di Kecamatan Cibal, serta Desa Wae Renca di Kecamatan Cibal Barat, dilanjutkan dengan acara adat Tuak Kapu yang disampaikan Kepala Desa Barang, Thomas Tahir serta penyerahan tenun ikat Songke Manggarai, sebagai wujud kehadiran dan dukungan para leluhur Manggarai di bawah kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat saat ini dan di masa yang akan datang, disusul penyerahan 9 berkas proposal dari 4 Desa dan 1 Kelurahan di wilayah Kecamatan Cibal dan kecamatan Cibal Barat.

Menurut Kepala Desa Barang, Thomas Tahir, di depan kantor Gubernur NTT, pada Jumat (11/3), menjelaskan, berawal dari aspirasi dan usulan masyarakat untuk membuka jalan baru di sentra – sentra ekonomi serta mendukung Program Rumah tidak layak huni dan pembangunan irigasi desa yang tidak tercover oleh APB Desa, maka pihaknya berinisiatif untuk beraudiensi dengan Gubernur NTT.

Hal senada juga disampaikan Ketua BPD Golo Ncuang, Sebastianus Badu. Menurutnya, figur seperti Viktor sangat dibutuhkan masyarakat NTT. Sebab dia merupakan tokoh pemersatu dan pembela masyarakat kecil di tengah heterogenitas masyarakat NTT. Delegasi masyarakat Cibal, bertemu Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Propinsi Nusa Tenggara Timur, Rosye Maria Hedwine ST MSi, diruang kerjanya, untuk menyerahkan berkas-berkas proposal. Rosye, sapaan akrabnya, dikenal sangat familiar dan secara fasih menyampaikan program-program Dinas PUPR NTT kepada delegasi Cibal. Selama diskusi bersamanya, selalu diwarnai suasana kekeluargaan dengan humor disertai gelak tawa dan canda, sambil fokus pada proposal masyarakat. (Titus)    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *