Pinrang – Javanewsonline.co.id | Bupati Pinrang Irwan Hamid meminta para ulama di Kabupaten Pinrang untuk mengintensifkan doa agar hujan turun. Hal ini dilakukan untuk mengakhiri kemarau panjang yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Dalam rapat koordinasi dengan para ulama di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pinrang pada Sabtu (30/9), Bupati Irwan mengungkapkan bahwa kemarau panjang telah menyebabkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, terutama para petani.
“Kemarau panjang telah menyebabkan tanaman padi petani mengering dan gagal panen. Selain itu, kemarau panjang juga menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah,” kata Bupati Irwan.
Bupati Irwan mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pinrang telah berupaya untuk mengatasi kemarau panjang dengan berbagai cara, seperti membangun embung dan sumur bor. Namun, upaya tersebut belum mampu mengatasi dampak kemarau panjang secara signifikan.
Oleh karena itu, Bupati Irwan meminta para ulama di Kabupaten Pinrang untuk mengintensifkan doa agar hujan turun.
“Kami memohon kepada para ulama untuk tidak berhenti berdoa bagi Kabupaten Pinrang, disamping kami selaku Pemerintah Kabupaten Pinrang tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan air irigasi para petani,” kata Bupati Irwan.
Ketua MUI Pinrang KH.Abd.Salam Latarebbi mengatakan bahwa para ulama akan menggelar salat Istisqa pada hari Rabu (4/10) untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
“Kami berharap doa para ulama dan masyarakat Pinrang akan dikabulkan oleh Allah SWT, sehingga hujan segera turun dan mengakhiri kemarau panjang,” kata KH.Abd.Salam Latarebbi.
Kemarau panjang di Kabupaten Pinrang telah menyebabkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, terutama para petani.
Kemarau panjang telah menyebabkan tanaman padi petani mengering dan gagal panen. Hal ini tentu saja berdampak pada perekonomian petani.
Kemarau panjang juga menyebabkan kekurangan air di berbagai wilayah di Kabupaten Pinrang. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Akibat Kemarau panjang juga meningkatkan risiko kebakaran hutan. Pada tahun 2022, kebakaran hutan di Kabupaten Pinrang telah menyebabkan kerugian materil dan non-materil yang cukup besar.
Pemerintah Kabupaten Pinrang telah berupaya untuk mengatasi kemarau panjang dengan berbagai cara, seperti membangun embung dan sumur bor. Namun, upaya tersebut belum mampu mengatasi dampak kemarau panjang secara signifikan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Pinrang juga telah memberikan bantuan kepada para petani yang terdampak kemarau panjang. Bantuan tersebut berupa benih padi, pupuk, dan alat pertanian.
Selain upaya pemerintah, masyarakat juga perlu melakukan upaya untuk mengatasi kemarau panjang.
Kemarau panjang merupakan bencana alam yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk mengatasi kemarau panjang. (*/)