Pelalawan – Javanewsonline.co.id | Kehadiran harimau sumatera di Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, telah menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat setempat. Fenomena ini diduga terkait dengan pengalihan fungsi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit dan Kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI).

Pengurangan hutan alam dan hutan lindung di berbagai wilayah Kabupaten Pelalawan berdampak langsung pada penurunan populasi satwa dilindungi, termasuk harimau sumatera. Kehadiran harimau di sekitar kebun warga membuat masyarakat khawatir untuk beraktivitas di luar rumah, terutama saat bekerja di kebun.
Rustam, salah satu warga Desa Tolam, mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu seekor harimau terlihat di bawah pohon rindang di seberang sungai ketika warga hendak pergi ke kebun. “Kalau dilihat besar harimau tersebut, perkiraannya mencapai sekitar 12 kaki atau sepinggang orang dewasa,” tambah Rustam.

Kepala Desa Tolam, Rupardi, menyatakan bahwa kemunculan harimau ini kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas pemanenan kayu eukaliptus oleh PT Selaras Abadi Utama (SAU), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang HTI. “Menurut pengalaman kami, setiap kali ada aktivitas dari pihak perusahaan, seperti pemanenan kayu, harimau sering bermunculan,” ujarnya.

Kasus serupa juga pernah terjadi pada tahun 2019, di mana harimau sumatera lebih sering terlihat di kawasan kebun warga. PT SAU bekerja sama dengan Desa Kuala Tolam mengelola lahan seluas 6.619 hektar untuk HTI, dan saat ini sedang dalam proses pemanenan kayu akasia yang akan dibawa ke RAPP.
Kepala Desa Kuala Tolam, Rupardi, menambahkan bahwa kegiatan pemanenan kayu oleh PT SAU diduga kuat menjadi penyebab utama kemunculan harimau di sekitar desa. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah. (Erizal)