Keerom – Javanewsonline.co.id | Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Keerom Papua, mengakibatkan Sungai Bewan dan Sungai Tami meluap pada Rabu (3/2), sehingga ratusan rumah warga terendam banjir. Saat ini korban banjir diungsikan sementara ke Gedung Pramuka Swakarsa, sebagai Posko Induk dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Keerom, TNI/Polri beserta beberapa relawan lainnya, warga yang terkena dampak sangat berterima kasih dan berharap adanya solusi terbaik, sehingga musibah seperti ini tidak terjadi kembali.
Kepada javanewsonline.co.id pada Jum’at (5/2), Johny Asmuruf SH yaitu salah satu warga yang terdampak, berharap kepada Pemkab Keerom dapat melihat kondisi saat ini secara baik dan segera mengevaluasi, agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi
“Pemerintah harus mengevaluasi kenapa harus terjadi banjir ketika hujan turun, dan mencari solusi, agar tidak ada dampak banjir yang terjadi kembali,” ujar Johny.
Disisi lain, Drs Nikodemus Kareth MM selaku Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Keerom, berharap adanya pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Keerom dan Pemerintah Kota Jayapura, guna membahas terkait aliran sungai yang menghubungkan kedua wilayah tersebut.
“Terdapat bendungan di daerah Koya yang menghambat aliran air ketika tumpukan pohon sudah banyak, sehingga membuat debit air naik dan terjadilah banjir seperti saat ini,” ujar Nikodemus.
Ia mengharapkan adanya petugas yang menjaga bendungan tersebut, agar ketika tumpukan pohon sudah mulai banyak dan menghalangi aliran air, bisa segera dibersihkan, sehingga air dapat mengalir dengan baik dan tidak mengakibatkan banjir.
“Kami berharap adanya koordinasi antara Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura, terkait aliran sungai ini. Harus ada pegawai khusus yang menjaga bendungan, atau bendungan tersebut dibongkar. Jika ada solusi lain bisa segera dilaksanakan, agar kedepan tidak terjadi banjir seperti ini lagi,” ungkapnya.
Nikodemus menambahkan, terkait kerugian yang dialami oleh warga yang terdampak diantaranya yaitu, tanaman gagal panen, hewan ternak yang hilang dan kerugian lainnya. Menurutnya harus ada solusi dari pemerintah, agar warga yang menjadi korban bisa kembali beraktifitas, yakni berkebun dan beternak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Abdul)