Jakarta – Javanewsonline.co.id | Indonesia dengan segala keberagamannya memiliki banyak potensi. Tidak hanya potensi sumber daya alam yang melimpah, Sumber Daya Manusia nya pun sangat diperhitungkan.

Ide dan gagasan pembangunan merata dan menyeluruh banyak disampaikan pemikir-pemikir muda pontensial.

Salah satu gagasan yang layak diapresiasi, datang dari pengamat politik nasional Donny Gahral Adian Kamarullah.

Pangeran dari Kesultanan Bacan ini menyampaikan, bahwa masa depan Indonesia ada di kawasan timur Indonesia.

Menurut Donny, Kawasan barat yang selama ini menjadi central pembangunan Nasional sudah mengalami titik jenuh, sehingga perlu desain baru yang lebih update lagi dengan kepentingan pembangunan nasional. Baginya, kawasan timur sangat tepat dan strategis sebagai central kemajuan pembangunan nasional.

Donny menyatakan sudah saatnya reoreantasi dan redesain konsepsi pembangunan nasional yang selama ini bertumpu di barat, digeser ke bagian timur Indonesia.

Kawasan timur Indonesia meliputi pulau Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku dan Maluku utara, yang saat ini sedang memasuki trend sebagai pusat pertumbuhan investasi, dengan daya dukung ruang dan lingkungan yang luas dan memadai, serta penduduk yang masih relatif kecil, sehingga sangat strategis sebagai pusat pengembangan pembangunan nasional. “Masa depan Indonesia ada di Timur,” tandasnya.

Langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah, yakni pengembangan industrialisasi hulu sampai hilir di kawasan timur.

Langkah ini juga penting, guna mengoptimalkan ekstraksi SDA terhadap peningkatan kesejahteraan lokal yang kenyataannya masih berbanding terbalik.

“Pemerintah sudah harus membangun industrialisasi di timur. Emas, nikel dan ikan sudah harus dikelola secara industri langsung di kawasan timur, sehingga berdampak pada kesejahteraan bagi masyarakat lokal,” jelasnya.

Sebagai langkah kedua, redesain konsep pembangunan nasional harus sejalan dengan distribusi kekuasaan untuk kawasan timur.

Putra-putri terbaik dari timur harus diberikan porsi pada level jabatan strategis nasional, sehingga mampu mengambil langkah afirmatif bagi kawasan timur.

“Hemat saya, konsep ini harus ada kebijakan distribusi kekuasaan yang adil bagi kawasan timur. Putra-putri terbaik dari timur harus mendapat porsi yang seimbang pada jabatan strategis nasional,” sarannya.

Tanpa ke dua langkah itu, konsep yang parsial seperti yang dilakukan selama ini hanya bersifat kuratif dan tidak memberikan dampak signifikan, baik nasional maupun lokal.

“Jadi secara nasional juga tidak efektif lagi, karena dampak lokal juga sangat minim,” urainya.

Lebih lanjut Donny mengungkapkan, momentum pemindahan IKN ke Kalimantan harus menjadi momentum redesain konsep pembangunan nasional. IKN di Kalimantan sesungguhnya telah menandai nilai strategis kawasan timur Indonesia, baik dari sisi kekayaan alam dan nilai strategis geografis nya.

“IKN baru di Kaltim sebetulnya telah membuka cakrawala kita, bahwa masa depan bangsa ini ada di timur. Ya coba kita ikuti alurnya,” ucapnya.

Donny menilai, kebijakan terhadap kawasan timur selama ini hanya bersifat kuratif dan eksploitatif-ekstraktif, sehingga tidak berdampak strategis dan holistic, baik untuk kepentingan nasional dan lokal.

Ironis nya, banyak kasus justru menghadirkan malapetaka lokal, dimana perhatian nasional yang eksploitatif dan ekstraktif semata menimbulkan ketidakadilan dan menciptakan kantong-kantong kemiskinan baru di kawasan timur. “Kenapa kekayaan tambang justru berbalik malapetaka? Ya karena orieantasi nya insidentil, gali dan ambil kekayaan saja, belum terintegrasi antara kekayaan dan industrialisasi.

Selain itu, harus ada putra daerah yang di level top jabatan nasional, yang bisa mengafirmasi kepentingan timur ini,” tutup Donny Gahral Adian Kamarullah. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *