Takalar – Javanewsonline.co.id | Hamparan rumput hijau berpadu dengan tenangnya air empang, dihiasi indahnya jingga senja, menjadikan Paria Laut di Takalar kini menjadi destinasi favorit anak muda.
Berlokasi di Kelurahan Takalar Lama, Kecamatan Mappakasunggu, tempat ini menawarkan suasana sejuk dan menenangkan bagi siapa saja yang ingin melepas penat dan menikmati keindahan matahari terbenam.
Setiap sore, terutama pada akhir pekan, Paria Laut dipenuhi pengunjung yang didominasi oleh kawula muda. Mereka tampak asyik duduk santai, mengabadikan momen dengan berfoto, atau sekadar menikmati cemilan sambil menanti matahari perlahan menghilang di balik cakrawala.
Pesona Paria Laut terletak pada perpaduan alamnya yang masih asri. Rumput hijau yang membentang luas, air empang yang tenang memantulkan cahaya senja, serta pemandangan matahari terbenam yang memukau menjadi daya tarik utama.
Meskipun berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota Takalar, tepatnya di wilayah Pattalassang, akses menuju Paria Laut terbilang mudah. Lokasi ini terhubung dengan dua jalan utama, yakni Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Poros Galesong-Makassar. Meski demikian, beberapa titik jalan yang rusak sempat menjadi kendala kecil bagi pengunjung.
Tak hanya warga Takalar, Paria Laut juga menarik minat pengunjung dari daerah sekitar seperti Gowa, Makassar, Jeneponto, bahkan hingga Toraja. Fenomena ini tak lepas dari masifnya promosi melalui media sosial yang membuat Paria Laut kian viral.
Resky Aulia (19), salah seorang pengunjung asal Makassar, mengaku datang bersama lima temannya setelah penasaran melihat foto-foto Paria Laut yang ramai di media sosial. “Indah, sejuk, sesuai ekspektasi,” ujarnya, Minggu (20/7/2025).
Senada dengan Resky, Ririn (15) dan Aisyah (15) menyebut Paria Laut sebagai tempat favorit mereka untuk bersantai di sore hari. “Tempatnya adem dan sunset-nya cantik,” kata keduanya kompak.
Menurut Patiyama (40), warga setempat, Paria Laut sebetulnya sudah dikenal sebagai tempat wisata sejak lama. Namun, keramaian seperti saat ini baru terjadi sekitar tiga tahun terakhir. “Dulunya memang sudah dikenal sebagai tempat wisata, tapi baru ramai seperti sekarang ini sekitar tiga tahun terakhir,” jelas Patiyama.
Menariknya, hingga saat ini, Wisata Paria Laut masih berlangsung secara alami tanpa pengelolaan resmi dari pemerintah setempat. Potensi besar yang dimiliki Paria Laut sebagai destinasi wisata unggulan di Takalar tampaknya menunggu sentuhan pengelolaan yang lebih serius untuk memaksimalkan daya tariknya dan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat sekitar. (Syaripudin)

