Oleh:Syarifuddin

“Di masa Rasulullah Muhammad SAW, ada seorang kaya yang pelit. Ketika pohon kurmanya menjulur ke rumah tetangganya yang miskin, ia merampas buah kurma yang jatuh dan diambil oleh anak-anak tetangganya. Namun, seorang dermawan yang mendengar kisah ini membeli pohon kurma tersebut dengan empat puluh pohon kurma lainnya dan memberikannya kepada tetangga miskin itu”

Pada masa Rasulullah Muhammad SAW, terdapat seorang kaya yang terkenal dengan sifat pelitnya. Orang kaya ini memiliki sebuah pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya yang miskin. Tetangganya itu hidup dengan banyak anak dan sering kali buah kurma yang jatuh menjadi rebutan anak-anaknya. Namun, si orang kaya dengan kejam merampas kembali buah-buah kurma tersebut.

Merasa kesulitan dengan perlakuan tetangganya, orang miskin tersebut mengadu kepada Rasulullah. Mendengar keluhan ini, Rasulullah berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut. Rasulullah pun menemui si orang kaya dan memohon dengan lembut agar pohon kurma yang menjulur itu diberikan kepadanya dengan imbalan pohon kurma di surga kelak.

Namun, alih-alih merasa terhormat, sifat pelit si orang kaya malah mengemuka. “Ya Rasulullah, hanya seperti itukah tawaranmu? Pohon kurma yang engkau minta adalah yang paling lebat buahnya dari semua pohon kurma milikku,” jawabnya dengan angkuh sebelum pergi.

Pembicaraan tersebut didengar oleh seorang kaya lain yang dermawan. Ia segera menemui Rasulullah dan bertanya apakah tawaran tersebut berlaku juga baginya jika ia bisa mendapatkan pohon kurma tersebut. Rasulullah mengiyakan.

Dengan semangat, si dermawan menemui pemilik pohon kurma. “Apakah engkau bersedia menjual pohon kurma yang dijanjikan akan diganti di surga oleh Allah?” tanyanya.

Pemilik pohon kurma dengan tegas menolak, kecuali ada orang yang sanggup memenuhi keinginannya yang tidak masuk akal: menukar pohon kurma tersebut dengan empat puluh pohon kurma lain yang lebat buahnya. Meskipun tuntutan ini sangat berat, si dermawan setuju dan meminta saksi untuk menyaksikan transaksi tersebut.

Setelah transaksi selesai, si dermawan segera menemui Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, pohon kurma yang engkau kehendaki telah menjadi milikku. Mulai saat ini aku serahkan kepadamu.”

Rasulullah dengan gembira menerima pohon kurma tersebut dan segera memberikannya kepada orang miskin yang telah mengadu. “Saudara, ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu,” kata Rasulullah.

Dengan rasa syukur yang mendalam, orang miskin tersebut menerima pemberian itu. Ia tidak menyangka bahwa pohon kurma yang lebat buahnya tersebut kini menjadi miliknya dan dapat dinikmati bersama keluarganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *