Kediri – Javanewsonline.co.id | Luka mendalam menyelimuti Kota dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, setelah kerusuhan besar meletus pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025. Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung tertib di Bundaran Sekartaji berubah menjadi anarkis dan menjalar ke berbagai titik strategis. Belasan kendaraan, gedung pemerintahan, hingga kantor kepolisian hangus terbakar, sementara aktivitas ekonomi setempat nyaris lumpuh.

Kerusuhan dipicu oleh ketegangan saat ribuan massa bergerak menuju Kantor Polres Kediri Kota. Bentrok pecah, lemparan benda keras melayang, dan aparat menanggapi dengan water cannon. Namun situasi berbalik liar. Enam sepeda motor dan tiga mobil polisi terbakar di sekitar Mapolres, diikuti klinik kesehatan Polres, Kantor Satlantas, dan fasilitas lainnya yang luluh lantak.
Tidak berhenti di sana, amuk massa meluas ke Gedung DPRD Kota Kediri, lalu bergerak ke Kabupaten Kediri. Gedung DPRD Kabupaten, kantor Pemkab, dan Kantor Samsat dibakar dan dijarah. Beberapa kendaraan dinas turut menjadi korban. Berdasarkan pantauan, aksi berlangsung hingga pukul 22.30 WIB sebelum personel gabungan mengevakuasi lokasi dan menjaga titik rawan.
Sehari setelah kejadian, Minggu, 31 Agustus, suasana Kota dan Kabupaten Kediri mendadak senyap. Car Free Day dibatalkan, toko dan warung memilih tutup. Nur Hadi, pedagang di Jalan PB Sudirman, mengaku rugi besar karena lapaknya rusak. “Penjualan turun drastis. Biasanya Minggu ramai, sekarang sepi,” katanya.
Kondisi serupa dialami Basuki, Manajer Toserba Rajawali Pare. Meski toko tetap buka, pengunjung nyaris tak ada. “Mungkin mereka masih takut keluar rumah,” ujarnya. Ia menyebut kerusuhan kali ini yang terparah di Kediri, meski kerugian toko hanya terbatas pada kerusakan tenda parkir.
Pelaku usaha setempat berharap ketegangan segera mereda agar ekonomi kembali berputar. Mereka tidak menolak aksi penyampaian pendapat, namun menyesalkan aksi anarkis yang berujung kerusuhan.“Boleh demo, itu hak warga negara. Tapi sampaikan dengan cara baik. Jangan anarkis, jangan terprovokasi,” tutur Basuki.
Hingga kini aparat gabungan masih bersiaga, sementara sebagian massa dilaporkan bergerak ke arah Pare. Pemerintah daerah mengimbau warga tetap tenang dan memprioritaskan keselamatan sambil menunggu langkah pemulihan pasca kerusuhan. (JK)

