Palangka Raya – Javanewsonline.co.id | Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi dengan ibukota Palangka Raya, yang memiliki banyak sekali obyek wisata.
Jika anda ingin berlibur diakhir tahun ini, banyak tempat wisata di Kalimantan Tengah yang layak dijadikan referensi. Salah satu lokasi yang bisa dikunjungi adalah Wisata Alam Bukit Tangkiling.
Bukit Tangkiling terletak di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bagi sebagian wisatawan yang pernah atau kerap berkunjung ke tempat ini, pemandangan dari atas Bukit Tangkiling memang lebih indah dinikmati sehabis hujan.
Alam disekitar bukit ini begitu mempesona. Bukit Tangkiling yang berjarak 34 kilometer dari pusat Kota Palangkaraya sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan.
Disana juga ada beberapa jenis satwa, wisata religi dan kegiatan outbound.
Untuk mencapai titik pemandangan terindah di Bukit Tangkiling kita harus mencapai ketinggian sekira 500 mdpl dengan menempuh jarak selama setengah jam perjalanan mendaki.
Namun segala rasa lelah pun segera terbayar, ketika hamparan hijau dari pepohonan menyambut anda di puncak Bukit Tangkiling.
Di tempat yang termasuk Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling nampak ikon Palangkaraya, yakni Jembatan Kahayan, berwarna jingga.
Di sisi lain terlihat Bukit Baranahu, Kalalawit, Tabala, Tunggal, Bulan, Buhis, Lisin dan Liau, yang masih termasuk kawasan TWA Bukit Tangkiling.
Tentunya, Tangkiling merupakan bukit paling populer di kawasan tersebut.
Anda bisa naik pada sebongkah batu besar yang berada di puncak Bukit Tangkiling. Disana, seantero Palangkaraya bisa dilihat dengan leluasa.
Di puncak Bukit Tangkiling dengan tinggi 197 meter di atas permukaan laut (mdpl), beberapa pedagang menjajakan minuman dan makanan ringan.
Jalur menuju puncak bisa ditempuh melalui dua rute utama. Karena itu, jalur pulang dan pergi bisa dilalui tidak dengan trek yang sama agar bisa melihat suasana berbeda.
Jalur-jalur itu masih berdekatan dengan pelataran parkir kendaraan bermotor, sehingga wisatawan tak perlu berjalan jauh saat mulai mendaki.
Tempat ini biasanya ramai dihari-hari libur karena banyak orang yang berekreasi ke tempat ini.
Di Bukit Tangkiling terdapat sebuah batu yang berbentuk seperti perahu, konon ceritanya pada dahulu kala batu tersebut adalah sebuah banama (bahtera) yang berubah menjadi batu.
Legenda ini menceritakan tentang seorang pemuda Dayak yang tanpa sadar menikahi ibunya sendiri.
Peristiwa ini dikutuk Dewata, pemuda itu dan enam orang pengawalnya beserta banamanya (bahtera) disambar petir kemudian berubah jadi batu.
Sedang sang ibu terkurung hidup-hidup dalam banama yang berubah menjadi batu yang oleh masyarakat sekitar disebut “Batu Banama”.
Kisah mengenai asal-usul Bukit Tangkiling mirip dengan Sangkuriang di Jawa Barat. Suasana di Batu Banama memang penuh aura “mistis”, hal ini makin diperkuat dengan berdirinya beberapa “Pasah Patahu” atau rumah-rumahan kecil tempat meletakan sesajen berupa makanan, minuman atau rokok, yang dibangun disekitar Batu Banama.
Bukit Tangkiling ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata terpadu unggulan, karena disana juga terdapat tujuan wisata religi. Biara Pertapaan Karmel dan Pura Hindu Kaharingan dibangun di kawasan itu.
Pesona alam kian lengkap dengan kebun binatang mini. Berbagai satwa bisa dilihat, antara lain binturung, landak, dan kera. (Suparto)