Gowa (Sulsel) – Javanewsonline.co.id | Nasib naas dialami Fikri, seorang remaja yang diketahui masih duduk di bangku SMKN 3 Gunungsari, yang merupakan warga Jalan Vetran Lorong 295, Kelurahan Maricaya Baru Kecamatan Makassar.
Fikri tewas, setelah dikeroyok massa dan ditemukan didalam sebuah parit dalam keadaan leher patah dan muka penuh luka, serta rahang pipi bagian kiri goyang, akibat pukulan beberapa warga.
Korban diketahui sebelumnya, sedang merayakan ulang tahun bersama teman sebayanya didekat rumahnya di Jalan Vetran Lorong 295. Namun ia diajak oleh seorang temannya (Ade) bersama dengan sepupuhnya (Allang), pergi kerumah temannya yang tinggal di Kelurahan DS Pangkabinaga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, Sabtu malam (27/8).
Ditengah perjalanan, korban bertiga menggunakan sepeda motor sempat berpapasan dengan rombongan geng motor. Sebelumnya, terjadi perselisihan antara warga dan geng motor, karena merasa tidak punya masalah dengan warga setempat di Pangkabinaga, korban bersama rekannya, yang tak lain adalah sepupuhnya sendiri, dihadang oleh massa, hingga terjadi peristiwa yang memilukan tersebut.
Menurut rekan korban, Ade warga Mallengkeri, sebelumnya dihadang oleh warga sempat juga dikejar oleh kelompok geng motor, namun bisa meloloskan diri, karena suasana sepi dan gelap mereka tidak mengetahui kalau ada beberapa warga yang sedari tadi resah akibat ulah geng motor tersebut.
Peristiwa menimpa diri korban, karena warga yang sedang menghadang terlanjur tersulut emosi hingga gelap mata. Dari peristiwa itu, korban ditemukan dalam keadaan sekarat saat diangkat dari dalam parit dan diseret beberapa meter sebelum diangkat kemobil patroli Polsek Pallangga untuk dirujuk ke Rumah Sakit Kallong Tala.
Korban Ade selamat dari peristiwa naas itu dan dibawa kerumah salah seorang warga. Saat itu sempat ditanya oleh warga setempat, tujuannya mau kemana?, Ade menjawab mau menuju ke Reihan. Maksudnya ke Perumahan Reihan di Parang Banoa, lalu Ade pun menelpon Tante dan Om nya untuk membantu mencari tahu keberadaan korban.
Ternyata, setelah ditemukan, korban tidak dikenali lagi, karena wajahnya berlumuran darah. Orang tua korban (Muh Iksan Syam) dan istrinya (Yuliani), mengetahui anaknya telah di amuk massa dan sudah tidak bernyawa lagi, setelah melihat anaknya di Rumah Sakit Kallong Tala. (Syarifuddin)