Kediri – Javanewsonline.co.id | Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang akrab disapa Mas Dhito, meresmikan Jembatan Jong Biru pada Jumat (26/7). Jembatan ini merupakan penghubung vital antara Kota dan Kabupaten Kediri.
Jembatan Jong Biru, dengan panjang 134 meter, sebelumnya terputus akibat erupsi Gunung Kelud pada tahun 2017. Akibatnya, masyarakat harus memutar ke arah Jembatan Semampir untuk masuk ke bandara.
Mas Dhito menyebut, “Jembatan dengan panjang 134 meter itu dahulu kala dijadikan tempat bersandarnya berbagai kapal oleh Raja Hayam Wuruk. Jembatan ini memakan waktu 284 hari untuk penyelesaian, namun tidak bisa berfungsi secara normal karena hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dengan sistem buka tutup. Lalu, pada tahun 2017, jembatannya terputus akibat erupsi Gunung Kelud.” jelasnya.
Mas Dhito berharap dengan diresmikannya Jembatan Jong Biru, masyarakat bisa mendapatkan manfaat yang besar dari keberadaannya. “Warga yang ada di Desa Jong Biru dan Jabon, saya doakan semoga usaha panjenengan bisa mendapatkan berkah dan manfaat dari adanya jembatan ini,” ujarnya. “Dan bakul-bakul pecel yang ada di sini semuanya laku setelah jembatan dipergunakan,” tambahnya.
Bupati Kediri yang juga alumnus UGM ini menyebut bahwa peresmian Jembatan Jong Biru menjadi karya terakhirnya di masa jabatan periode pertama. Rencananya, peresmian akan dilakukan pukul 14.30 WIB, namun Mas Dhito memajukannya sebelum menunaikan salat Jumat.
Mas Dhito juga berpesan agar jembatan ini dijaga bersama. “Satu bulan lagi saya akan cek. Jika ada sedimentasi yang meningkat di bawah, berarti panjenengan membuang sampah sembarangan. Saya minta setelah salat Jumat, doakan semoga jembatan ini membawa berkah dan manfaat bagi panjenengan semua. Serta jaga jembatan ini bersama-sama,” pungkasnya. (JK)