Blitar – Javanewsonline.co.id | Dalam sebuah persembahan teatrikal yang menggugah, halaman yang dulunya menjadi markas tentara PETA di Jalan Soedanco Soepriyadi menjadi saksi pergelaran drama kolosal bertajuk “KOBAR AGNI BELA NEGARI.” Acara ini dihelat Sabtu (17/2) sebagai bagian dari upacara peringatan sekaligus penghormatan terhadap perjuangan luar biasa tentara PETA (Pembela Tanah Air) di bawah komando Soedanco Soepriyadi. Pada saat yang sama, peringatan juga ditujukan untuk memperingati Hari Cinta Tanah Air yang jatuh pada tanggal 14 Februari.

Dengan melibatkan 140 peserta, mayoritas berasal dari siswa-siswi lembaga sekolah, dan sebagian kecil dari unsur pejabat kota Blitar, drama ini berhasil menampilkan adegan-adegan yang penuh semangat dan menyentuh hati penontonnya. Materi latihan yang terstruktur dan profesionalisme para pemain menjadikan drama ini hidup dan memukau.
Dalam alurnya, drama kolosal ini mengisahkan perjuangan tentara PETA yang pada awalnya merupakan bagian dari pasukan Jepang, merebut kemerdekaan di bawah komando Soedanco Soepriyadi. Cerita dimulai dari tunduknya pasukan Belanda terhadap tentara Jepang setelah perjanjian Linggarjati, yang menyebabkan Jepang menguasai Hindia Belanda dengan nama perang “Asia Timur Raya.” Di Blitar, Jepang membentuk pasukan dari kalangan Pribumi, dengan dalih persiapan untuk kemerdekaan. Pada akhirnya, Pribumi menyadari dan terbentuklah tentara PETA di bawah kepemimpinan Soepriyadi. Cerita berakhir dengan keberhasilan Soepriyadi dan pasukannya membebaskan wilayah Blitar dan sekitarnya dari cengkeraman penjajah Jepang.
Walikota Blitar, Santoso, beserta stafnya turut hadir dalam acara tersebut. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan tentara PETA dan menekankan pentingnya momen ini sebagai Hari Cinta Tanah Air. Dengan mengingat kembali perjuangan yang sulit, Santoso mengajak generasi penerus untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Edi/kmf/Kota Blitar