Oleh: Timan, A Md Ketua DPD Pro Jurnalismedia Siber Prov Banten  

Panjang mulud merupakan salah satu tradisi masyarakat Banten yang masih lestari hingga saat ini. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Mulud, bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Di RW 00 1 Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, tradisi panjang mulud masih dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan telah menjadi bagian dari budaya masyarakat di desa tersebut.

Banten dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang beragam. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah tradisi Panjang Mulud. Tradisi ini merupakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan hampir di seluruh kampung di Banten, secara bergantian selama bulan Rabiul Awwal.

Pengertian Panjang Mulud berasal dari dua kata, yaitu “panjang” dan “mulud”. “Panjang” berarti ukuran yang tidak pendek, sedangkan “mulud” berarti kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jadi, Panjang Mulud bisa diartikan sebagai perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara meriah dan penuh makna.

Bentuk Panjang Mulud biasanya berbentuk hiasan yang terbuat dari uang kertas asli. Uang kertas tersebut disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu objek, seperti tajug, kubah, kapal, atau gunungan. Uang kertas yang digunakan pun beragam nominalnya, mulai dari seribu rupiah hingga seratus ribu rupiah.

Makna Panjang Mulud memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Banten. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan.

Tradisi Panjang Mulud biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

  1.  Persiapan

 Panjang Mulud biasanya dipersiapkan oleh panitia yang dibentuk oleh masyarakat setempat. Panitia tersebut bertugas untuk mengumpulkan dana, membuat hiasan, dan mengatur pelaksanaan acara.

  • Pembuatan hiasan

Hiasan Panjang Mulud biasanya dibuat oleh masyarakat setempat secara bergotong royong. Uang kertas yang digunakan biasanya disumbangkan oleh masyarakat setempat.

  • Doa bersama

Setelah hiasan selesai dibuat, masyarakat setempat akan mengadakan doa bersama di masjid atau mushola. Doa bersama ini dipimpin oleh sesepuh dan tokoh masyarakat setempat.

  • Arak-arakan

Setelah doa bersama, hiasan Panjang Mulud akan diarak keliling kampung. Arak-arakan ini biasanya diikuti oleh masyarakat setempat dan masyarakat dari luar kampung.

  • Sedekah

Setelah diarak keliling kampung, hiasan Panjang Mulud akan disedekahkan kepada masyarakat setempat. Sedekah ini biasanya berupa uang kertas yang ada di hiasan tersebut.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Panjang Mulud

Tradisi Panjang Mulud memiliki beberapa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu:

  1. Kebersamaan

Panjang Mulud merupakan tradisi yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini merupakan wujud dari kebersamaan dan gotong royong masyarakat setempat.

  • Keikhlasan

Panjang Mulud merupakan tradisi yang dilakukan dengan ikhlas. Masyarakat setempat menyumbangkan uang kertas mereka untuk membuat hiasan Panjang Mulud, dan mereka juga rela berbagi sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan.

  • Kesyukuran

Panjang Mulud merupakan wujud rasa syukur masyarakat setempat atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Mereka merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh suka cita dan kegembiraan.

Kesimpulan

Panjang Mulud merupakan tradisi yang sarat akan nilai-nilai positif. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi, meningkatkan rasa kebersamaan, dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan.

Potensi Pengembangan

Tradisi Panjang Mulud memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata religi. Hal ini dikarenakan tradisi ini memiliki nilai-nilai yang tinggi dan menarik untuk dipelajari. Dengan pengembangan yang tepat, tradisi Panjang Mulud dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Banten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.