Manggarai – Javanewsonline.co.id |
Kisah perjuangan Matias, demikian ia biasa disapa, sangat menginspirasi.

Sebelum menjadi wakil rakyat, mulai dari pelatih karate, menjadi guru maupun sebagai pelayan rumah makan, menorehkan kenangan yang tak terlupakan.

Matias, sangat menjunjung tinggi budaya Manggarai. Hal itu dibuktikan dengan bakatnya menjadi pemain caci profesional, dengan julukan “Motor Guling, Reba Wudi”.

Matias, adalah Alumnus Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar. Sebagai seorang anak kampung, Matias muda mengadu nasib di Kota Makassar sejak dirinya duduk di Bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Matias, pernah mengenyam pendidikan di SMAK Santo Thomas Aquinas Ruteng, namun hanya sampai kelas dua SMA saja.

Ia pun melanjutkan pendidikan SMA, pada salah satu sekolah Swasta di Makassar hingga lulus dan menempuh pendidikan tinggi di UPRI Makassar.

Saat menempuh Pendidikan tinggi, Anggota, DPRD dua periode ini harus membagi waktunya untuk kuliah sambil kerja.

Selepas kuliah, ia menjadi pelayan di salah satu rumah makan Coto di Kota Makassar.

Bukan hanya itu, bermodalkan keuletan dan kerja keras, Matias muda selain menjadi pelayan di warung, dirinya juga menjadi guru ekstrakurikuler pada salah satu sekolah menengah di Makassar.

Dia berprinsip, hidup di tanah rantau dan menjadi seorang pelayan warung tidak untuk mencari uang saja, namun ia sudah sangat bersyukur kalau bisa makan.

“Target kerja saya, bukan mendapatkan uang saja, syukur-syukur kalau bisa makan untuk mengurangi beban hidup,” ungkap Ayah dua anak ini.

Setelah sekian lama merantau mencari ilmu, Matias pun pulang ke tanah kelahirannya di Manggai Flores.

Pria kelahiran Compang Ndehes 7 Januari 1968 ini mengabdikan diri di kampung, untuk menemani istri yang bekerja sebagai seorang Bidan Desa di Wudi, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai.

Tinggal di kampung bersama sang istri ternyata membawa berkah tersendiri. Di sana Matias mulai menjalani kehidupan sosial yang intens bersama warga yang lainnya.

Selain itu pula, tak jarang Matias membaur dengan masyarakat juga membantu pelayanan kesehatan yang dimotori oleh istrinya selaku bidan desa.

Melihat pengabdian tulus sang istri manjadi bidan desa, Matias pun terdorong untuk mengabdikan diri secara lebih luas kepada masyarakat Cibal.

Dorongan itu pun akhirnya terwujud, pada Tahun 2015, Matias mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat Cibal untuk mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan Kabupaten Manggarai dari dapil Cibal.

“Saya diskusi dengan masyarakat pada waktu itu, apakah saya bisa calonkan diri menjadi DPR, ternyata mereka dukung penuh,” ungkap pencinta bela diri Karate ini.

Matias pun terpilih menduduki kursi DPRD waktu itu. Setelah selesai masa jabatan, pada pemilihan legislatif tahun 2019, Matias kembali mendapatkan amanat dari masyarakat untuk mencalonkan diri lagi.

Ia pun berhasil terpilih dengan mendulang suara terbanyak dari dapilnya di Kecamatan Cibal, Cibal Barat, Reok dan Reok Barat.

Matias sekali lagi menjabat sebagai salah satu dewan legislatif di Kabupaten Manggarai Periode ke 2.

Kata Matias, amanat itu tidak hanya didapatnya dari dukungan masyarakat, namun DPP Partai Amanat Nasional juga memberikan kepercayaan padanya untuk menduduki jabatan Ketua DPRD Kabupaten Manggarai periode 2019 hingga sekarang.

Selain berkecimpung dalam dunia politik, semasa muda dia selalu melibatkan diri pada setiap pentas caci yang diadakan, tidak hanya di Manggarai tapi juga Manggarai timur dan Manggarai Barat.

Prinsip hidup Matias sebagai tokoh publik, melayani masyarakat dengan hati tanpa harus mengharapkan imbalan apapun. (Titus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *