Serang – Javanewsonline.co.id |  Pemimpin Redaksi media online Javanewsonline.co.id, Adi Suparto, menegaskan pentingnya menjaga profesionalitas dan independensi dalam menjalankan tugas jurnalistik.

Menurutnya, wartawan tidak hanya dituntut menyajikan informasi cepat, tetapi juga akurat, berimbang, dan berpihak pada kepentingan publik.

“Wartawan harus teguh pada kode etik dan tidak boleh terjebak dalam kepentingan kelompok maupun intervensi politik,” kata Adi, di hari jadi media cetak Java News, Sabtu, 20 September 2025.

Ia menilai perkembangan teknologi digital telah membawa tantangan baru bagi profesi kewartawanan. Kecepatan arus informasi kerap membuat wartawan tergoda mengabaikan proses verifikasi.

Padahal, kata Adi, prinsip dasar jurnalisme tidak boleh dikorbankan demi klik dan rating.

“Di era digital, tantangan kita bukan sekadar menulis berita, tapi memastikan bahwa berita itu sahih dan bermanfaat,” ujarnya.

Lebih jauh Adi menekankan pentingnya narasumber. Karena kriteria sumber berita yang baik adalah memiliki kredibilitas (dapat dipercaya), keterkaitan dengan peristiwa (terlibat atau menyaksikan), serta mampu memberikan informasi yang akurat, objektif, dan relevan dengan nilai berita. Sumber berita juga harus bisa verifikasi dan tidak memihak.

Dalam kesempatan itu, Adi juga menyoroti ancaman terhadap independensi wartawan, mulai dari tekanan politik, intervensi pemilik media, hingga jebakan kepentingan bisnis.

Ia menekankan bahwa wartawan hanya bisa menjaga martabat profesinya bila berpegang teguh pada etika dan menjaga jarak dari kepentingan di luar kerja jurnalistik.

“Profesionalitas bukan hanya soal keterampilan teknis, melainkan sikap moral. Wartawan yang profesional adalah mereka yang konsisten menempatkan kebenaran sebagai orientasi utama,” tutur Adi.

Ia mengajak Wartawan Java News, untuk memperkuat solidaritas dalam menjaga independensi. profesi memiliki peran penting melindungi wartawan dari kriminalisasi maupun tekanan eksternal.

“Independensi pers adalah syarat demokrasi. Bila wartawan tidak lagi bebas, maka yang terancam bukan hanya media, melainkan juga hak masyarakat atas informasi,” katanya.

Selain itu, Adi mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas wartawan melalui pelatihan berkelanjutan.

Ia menilai jurnalis harus terus memperbarui wawasan, baik terkait perkembangan teknologi maupun dinamika sosial. “Profesi wartawan tidak bisa berhenti belajar. Kompetensi dan integritas harus berjalan seiring,” ujarnya.

Pernyataan Adi Suparto mencerminkan kegelisahan sekaligus komitmen kalangan pers dalam menghadapi perubahan ekosistem media. Di tengah derasnya arus informasi dan gempuran platform digital, wartawan diingatkan kembali pada hakikat profesinya: bekerja untuk publik, bukan untuk kekuasaan atau kepentingan sesaat. (man)