Madiun – Javanewsonline.co.id | Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dalam perjalanan Safari Ramadhan pada saat malam ketujuh Bulan Ramadhan 1444 Hijriyah, melakukan sholat tarawih dilanjutkan berziarah ke makam leluhur Gus Dur, yakni Kyai Ageng Basyariah, di Dusun Sewulan Wetan, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Selasa (28/3) malam.

Gubernur Khofifah menyebut, Kyai Ageng Basyariah ini adalah sosok ulama yang konsisten mengajarkan nilai-nilai spiritual sebagai lokomotif perubahan.
Salah satu keberhasilan Kyai Ageng Basyariah ialah memperjuangkan Sunan Pakubuwono II dalam perebutan tahta Mataram Kartasura melawan Sunan Kuning.

“Kyai Ageng Basyariah ini adalah pemimpin juga ulama. Dengan kedalaman ilmu agama yang dia miliki, Kyai Ageng berperan besar atas kembalinya kekuasaan Kasunanan Pakubuwono II,” katanya.
Dihimpun dari berbagai sumber, Kyai Ageng Basyariah atau Raden Mas Bagus Harun adalah leluhur dari Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid dari KH Wachid Hasyim. Kyai Ageng Basyariah ini dikenal sebagai sosok yang cerdas, alim, dan tawadhu.
Bagus Harun (Basyariah) adalah Putranya Adipati Ponorogo yang menjadi Santri di Tegal Sari Ponorogo. Sewaktu Paku Buwono II mengungsi ke Tegal Sari karena Keraton Solo direbut oleh Mas Garendi (Sunan Kuning).
Paku Buwono II minta tolong kepada Kyai Tegal Sari Ponorogo untuk membantunya, Kyai memerintahkan Santrinya yaitu Bagus Harun (Basyariah), setelah berhasil mengalahkan Raden Mas Garendi, akhirnya Bagus Harun (Basyariah) mendapat hadiah berupa Songsong dari Paku Buwono II.
Kemudian RM Bagus Harun (Basyariah) pulang ke Tegal Sari Ponorogo, mendapatkan pula Tanah Perdikan di Sewulan. Kemudian didirikanlah Masjid dan Pesantren sebagai upaya Dakwah Agama Islam oleh Bagus Harun (Basyariah).
Atas jasa perjuangannya, Kyai Ageng Basyariah hendak dijadikan Adipati Banten. Namun ia menolak dan memilih kembali ke pesantren.
“Sifat tawadhu’ beliau perlu diteladani, bahwa saat menggenggam keberhasilan, harus tetap rendah hati,” imbuhnya.
Pada Tahun 1.740 M, Kyai Ageng Basyariah mendirikan Masjid Agung Sewulan yang hingga saat ini masih berdiri kokoh. Masjid Agung Sewulan ini memiliki corak bangunan khas Jawa yang tetap dipertahankan, atap yang terdiri dari tiga susun, disertai kolam air untuk cuci kaki, dan gapura yang kokoh.
“Masjid tempat kita salat tarawih ini adalah peninggalan Kyai Ageng Basyariah, semoga kita semua mampu meneladani beliau, ketawadhuannya dan bagaimana menjadi pemimpin yang juga ulama,” ujarnya.
Sementara, nasab yang ditarik dari garis neneknya Presiden Keempat Gus Dur, masih keturunan dari Bagus Harun (Basyariah) dan pada masa kecilnya Presiden Keempat Gus Dur pernah tirakat di Sewulan.
Apabila di runut ke atas Bagus Harun (Basyariah) anaknya Adipati Ponorogo yang merupakan Cucu Buyutnya Panembahan Senopati dan apabila ditarik lebih ke atas lagi adalah keturunan dari salah satu Raja Majapahit Bhre Brawijaya.
Sebelum berziarah, Orang nomor satu di Jatim ini bersama Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wakil Bupati Madiun Hary Wuryanto melaksanakan salat tarawih berjamaah bersama masyarakat Desa Sewulan di Masjid Agung Sewulan.
Tak hanya itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga membagikan 400 kantong beras yang masing-masing beratnya 3 kg kepada seluruh jamaah salat tarawih. (YW)