Donggala – Javanewsonline.co.id | Masalah stunting di Indonesia tetap menjadi isu nasional yang mendesak. Dikarenakan akibat kurang gizi, masalah ini menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan otak pada anak-anak. Stunting terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun, disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi, yang menyebabkan rendahnya tinggi badan dibandingkan dengan anak sebayanya.

Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kartini Pontoh, S. KM, melaporkan hasil kegiatan Rapat Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung di Desa Alindau sejak Kamis (22/2/2024) dan mencapai hasil positif dalam diskusi bersama Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Pada kesempatan tersebut, Kartini sebagai perwakilan PKB memberikan laporan Data Tabulasi Pendampingan pada Bulan Februari hingga November 2023 di enam desa wilayah Kecamatan Sindue Tobata, yakni Desa Sikara Tobata, Desa Alindau, Desa OTI, Desa Sipeso, Desa Tamarenja, dan Desa Sidosa.

“Dari keenam desa tersebut, jumlah pendampingan Catin mencapai 13, Bumil sebanyak 198, Pasca Salin 137, dan Baduta dengan total pendampingan mencapai 155,” ungkap Koordinator Sindue Tobata Kartini saat konfirmasi pada Sabtu (24/2/2024).

Kartini berharap agar TPK dapat berperan aktif dalam menangani masalah stunting, memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta memberikan penyuluhan dalam melakukan pendampingan keluarga di wilayah Kecamatan Sindue Tobata. (Sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *