Jepara – Javanewsonline.co.id | Perang Obor dalam acara sedekah bumi yang dilakukan Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan, merupakan tradisi dan salah satu budaya kearifan lokal masyarakat Jepara, yang masih dipertahankan oleh masyarakat Desa Tegalsambi. Sejak Pendemi Covid-19, perang obor tidak dilaksanakan, tapi pada Senin (20/6), Perang Obor dimulai kembali.

Sedekah Bumi dan Perang Obor di Desa Tegalsambi dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Jepara. Ribuan masyarakat tumpah ruah memadati lokasi tempat dilaksanakannya perang obor. Penonton bukan hanya warga Jepara saja, melainkan disaksikan oleh masyakarat dari luar Kota Jepara.

“Hari ini kita sudah membuktikan, bahwa kita termasuk orang yang taat, patuh dan berbakti kepada orang tua dan pendahulu kita. Setelah kurang lebih delapan hari dan melaksanakan dziarah kubur ke makam para leluhur, pelaksanaan perang obor ini adalah puncak acaranya,” terang Agus Santoso, petinggi Desa Tegalsambi, dalam sambutannya.

Dalam Kesempatan itu, Agus meminta kepada Pemkab Jepara, yang diwakili oleh Edy Sujatmiko SSos MM MH, untuk membantu promosi batik perang obor, agar kedepan dapat memberikan pelatihan tarian obor sebagai budaya kearifan lokal Jepara.

Di tempat yang sama, Sekda Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko SSos MM MH, mewakili Pj Bupati menyampaikan, tradisi perang obor adalah aset nasional, tidak hanya milik warga Tegalsambi saja, tetapi menjadi warisan budaya tak benda dan sudah diresmikan. “Selain perang obor, ada juga Pesta Lomban yang menjadi aset budaya Jepara,” terangnya.

Ia mengatakan, permintaan dari petinggi agar diberikan kreasi tari-tarian dalam perang obor, nanti akan di koordinasikan dengan Disparbud. Batik perang obor akan dibawa mengikuti pameran nasional di kebumen untuk dipamerkan.

Edy Sujatmiko menambahkan, dengan wujud rasa syukur dalam bentuk Sedekah Bumi, yang sudah dilaksanakan, semoga dapat menambah rezeki dan kesehatan. Dalam pelaksanaan perang obor, Para pelaku terlihat sangat semangat, mereka saling serang satu sama lain, setelah sebelumnya para pelaku diruwat dan diberikan minyak anti panas. Dalam perang obor tersebut, semua tidak ada dendam apalagi sakit hati, setelah selesai semua pemain kembali seperti biasa. (Once)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *