Oleh: John NR Gobai
Mimika – Javanewsonline.co.id | Saya bila ke Timika paling sering ke Pomako. Saya lihat masyarakat di Pomako mayoritas Nelayan, baik mereka yang memang kampungnya di Pomako dan mereka yang kampungnya disekitar Pomako.
Pengaturan pemukiman Nelayan di Pomako menurut saya perlu ditata dengan baik melalui program Kampung Nelayan.
Kampung Nelayan
Kampung nelayan merupakan sebuah kampung yang memiliki karakteristik khusus dalam membentuk sebuah permukiman. pemukiman nelayan terbentuk karena adanya kesamaan budaya yang menggantungkan mata pencaharian pada hasil laut.
Namun definisi kampung nelayan tidak hanya terlihat dari mata pencaharian utama masyarakatnya, namun faktor-faktor lain juga berperan dalam membentuk karakteristik sebuah kampung nelayan.
Kesamaan dalam hal nilai untuk menggantungkan kehidupan pada hasil laut menimbulkan kesamaan dalam berbagai aspek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun 2022
Kampung Nelayan adalah suatu lingkungan permukiman yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Konsep kampung nelayan
Karakteristik permukiman terjadi karena perpaduan antara pola pikir manusia dan perwujudan kebudayaan yang sama yang menghasilkan suatu ciri yang dapat dikenali.
Selain memiliki kesamaan, ada juga faktor khusus yang tidak sama antara kampung nelayan yang satu dengan kampung nelayan lainnya, sehingga menjadikan sebuah identitas masing-masing.
Persamaan budaya kampung nelayan dalam membetuk permukiman dapat mendefinisikan sebuah kampung nelayan, sedangkan perbedaan budaya antar kampung nelayan yang satu dengan yang lainnya dapat mendefinisikan kekayaan budaya dan dapat memberikan identitas pada sebuah kampung nelayan.
Bentuk dari suatu rumah nelayan merupakan esensi dalam menyesuaikan kondisi lingkungan sosial dan budaya, kebudayaan dapat berupa adat maupun cara hidup.
Kondisi alam terutama laut yang sering mengalami pasang surut menjadikan rumah nelayan harus mampu mewadahi kehidupan penghuninya dalam kondisi apapun dan mampu menangani ancaman dari luar.
Tipe rumah
- Rumah Panggung Tinggi
- Rumah Nelayan Daratan Rumah nelayan daratan menggunakan pondasi setempat pada rumah tapak dan rumah panggung pendek.
Kesamaan kebudayaan nelayan dalam menggantungkan hidup mereka dengan hasil laut menjadikan mereka memiliki karakteristik dalam hunian dan kebutuhan ruang yang sama.
Dan dalam skala kampung, karakteristik kuat muncul dengan posisi hunian yang terletak dekat laut atau dengan kata lan mereka menetapkan posisi rumah dekat dengan pekerjaan mereka, adanya tambatan kapal untuk serta tempat pelelangan ikan menjadi komponen inti untuk berjalannya aktifitas nelayan di suatu permukiman.
Kebutuhan dalam skala hunian tunggal adalah adanya beranda untuk berkumpul ataupun memperbaiki jaring, dan gudang untuk menyimpan peralatan nelayan.
Kampung Nelayan Pomako
Kampung Pomako, Distrik Mimika Kabupaten Mimika merupakan sebuah kampung yang mayoritas penduduknya adalah nelayan yang merupakan asli Pomako dan kampung-kampung lain dekat Pomako yang membentuk pemukiman dekat Pomako.
Mereka mempunyai filosofi hidup 3 (tiga) S, yaitu Sagu, Sampan (Perahu) dan Sungai.
Dipomako terdapat Pelabuhan Pendaratan Ikan dan Tempat Pelelangan Ikan dan ada perkampungan nelayan. Karena itu di Pomako perlu dibangun Kampung Nelayan oleh Pemerintah, yang dilengkapi dengan Infrastruktur jalan beton, air bersih, dan listrik, ruang terbuka, beranda untuk berkumpul ataupun memperbaiki jaring, sekolah, tempat ibadah, dan gudang untuk menyimpan peralatan nelayan.
Penutup
Tuntutan dan sebuah hunian nelayan tentunya tidak sekedar mampu memenuhi kebutuhan sehan-hari, hunian nelayan juga dituntut untuk fleksibel dalam setiap kondisi dan tanggap terhadap bencana.
Di Pomako perlu di buat Kampung nelayan yang baik, yang memiliki komponen-komponen pendukung yatu pemenuhan fasilitas dan infrastruktur.