Tapsel,Javanewsonline.co.id-Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRD Tapanuli Selatan, H Mahmud Lubis kembali menemukan program pemberdayaan ekonomi yang gagal dilaksanakan PT Agincourt Resources (AR).

“Program PT AR yang gagal tersebut berada di Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan,” ungkap Mahmud Lubis, Minggu (26/2/2023).

Program yang mengalami kegagalan itu, di antaranya tiga titik kolam ikan mas. Satu hamparan kebun nenas gagal total di Dusun Setia Negara, Desa Hapesong Baru Kecamatan Batang Toru.

Selain itu, tambah Mahmud Lubis, rekrutmen tenaga kerja dari kalangan warga setempat juga mengecewakan, karena sangat minim yang diterima bekerja di PT AR.

Apa yang diungkapkan Mahmud di atas, dibenarkan tokoh agama Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Ustaz Aminuddin Situmeang.

Situmeang menyebutkan, pada 2017 yang lalu terdapat bantuan dari PT AR untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, yaitu pengadaan kebun nenas.

“Namun, dalam perkembangan selanjutnya perkebunan nenas ini, mengalami kegagalan dan hanya sekali panen, itupun hasilnya kurang memuaskan,” bebernya.

Informasi dari Dinas Pertanian Pemkab Tapanuli Selatan, sebut Situmeang, bahwa lahan di Dusun Setia Negara ternyata tidak cocok untuk bibit nenas yang didatangkan dari Pekanbaru, Riau.

Soal adanya kegagalan kebun nenas ini, dibenarkan Kepala Dusun Setia negara, Desa Hapesong Baru, Syahrin Siregar.

“Sebelum meluncurkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, seharusnya pihak PT AR melakukan analisa mendalam terlebih dahulu,” kata Siregar.

Sementara, tokoh adat Dusun Setia Negara, Zulkifli Sibuea mengungkapkan program perikanan darat/ kolam ikan emas yang berada di tiga titik.

Program yang dikembangkan PT AR pada 2019 ini juga mengalami kegagalan, dan sekarang sudah berhenti. “Awalnya memang sudah sempat panen, tetapi hasilnya tidak memuaskan,” kata Sibuea.

Sama seperti kebun nenas, program pembuatan kolam ikan emas ini mengalami kegagalan, disebabkan tidak adanya analisis mendalam serta dukungan pembinaan yang berkelanjutan.

Sedangkan, berkenaan dengan rekrutmen tenaga kerja dari warga setempat, sebut Zulkifli, juga tidak sesuai harapan masyarakat.

“Dikalkulasikan, sejak PT AR beroperasi sampai sekarang, hanya sekitar 20 orang pekerja dari Dusun Setia Negara yang pernah bekerja di perusahan tambang itu,” ungkapnya.

Terkait dengan hal itu, Mahmud Lubis menyebutkan, dari perjalanan kegagalan program perkebunan nenas dan kolam ikan emas difasilitasi PT AR di Dusun Setia Negara Desa Hapesong Baru, disebabkan tidak adanya perencanaan, pengelolaan dan pengawasan profesional dari petugas PT AR.

“Dengan kata lain, program yang diluncurkan terkesan asal jadi dan hanya untuk kepentingan laporan mereka saja, supaya para petinggi di republik ini menilai, PT AR adalah salah satu perusahaan sukses,” kata Mahmud.(Sukarsih)

By

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *