Sumatera Utara – Javanewsonline.co.id | Pertumbuhan dan budidaya buah Guarana (Paullinia Cupana) yang berasal dari Negara Brazil sangat cocok untuk ditanam di Indonesia. Selain cocok dengan iklimnya yang tropis, buah tersebut juga mudah untuk dibudidayakan.
Buah Guarana memiliki khasiat yang mumpuni, baik untuk kesehatan maupun industri UMKM. Bahkan, berdasarkan hasil penelitian tidak mengandung jenis obat terlarang dan aman untuk dikonsumsi dan bernilai ekonomis. Anehnya, untuk mengembangkan buah tersebut masih terkendala ijin dari Dirjen Karantina Kementerian Pertanian yang tak kunjung keluar.
El Kananda Shah, selaku Ketua Koperasi Habonaron Simalungun, saat bincang-bincang dengan wartawan pada Rabu (23/9) mengatakan, bahwa Ia sudah mengajukan izin sesuai prosedur di BNN Kotamadya Pematang Siantar. Hasil uji laboratorium negative dan sudah dinyatakan bebas dari bahaya obat-obatan terlarang. Namun sudah enam bulan ini Ia belum mendapat surat kepastian ijin.
Menurut El Kananda Shah, dirinya sudah berusaha mencoba menghubungi Dirjen Pertanian, tapi tidak ada jawaban yang memuaskan, hanya jawaban klasik saja. Ia berharap surat izin yang diajukannya cepat selesai, mengingat produksi luar negeri tanaman buah Guarana dari negara Brasil sangat cocok ditanam di Indonesia, terutama di Sumatera Utara, karena bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
“Diharapkan ada kerjasama yang baik antar pengusaha dan instansi terkait, untuk kepentingan ekonomi masyarakat. Seperti surat ijin dipermudah sesuai intruksi Bapak Presiden Jokowi, karena buah guarana bisa menjadi andalan ekspor kedepannya,” urainya.
Menurutnya, buah Guarana ini adalah komoditi dan peluang baru di Indonesia, karena konsumsi guarana di Indonesia dan di negara Brasil itu hanya 2 juta sampai 4 juta orang. Sementara, konsumsi di Brasil itu sampai 90 persen hanya kedalam negerinya saja. Sedangkan keluar negeri hanya 10 persen dan buah guarana prospeknya sangat bagus di Indonesia, karena buah Guarana ini banyak manfaatnya untuk kesehatan, sebagai obat diet, penambah stamina dan yang lainnya.
“Guarana ini prospeknya sangat bagus dan menjadi angin segar buat para petani di Indonesia, karena buah guarana ini jenis tanaman yang panennya tahunan, juga bisa di tanam secara tumpang sari dengan pohon karet,” tuturnya.
Seperti diketahui, panen buah Guarana dilakukan dua kali dalam setahun, seperti saat panen guarana di Malaysia, satu pohon rata-rata bisa menghasilkan panen pertama sebanyak 2 kilo, terus semakin lama tumbuh tanaman guarana tersebut hasilnya bisa mencapai rata-rata 7 kilo dalam satu pohon.
“Saya saat ini tinggal menunggu surat izin saja dari Dirjen Pertanian dan Dinas terkait lainnya, karena saya sudah izin hampir dua tahun belum juga dikeluarkan, walaupun saya sudah minta izin ke Bupati. Namun diduga masih adanya oknum yang bermain, sehingga sampai tiga bulan menunggu surat izin baru direspon,” ucapnya.
Lebih lanjut El Kananda Shah menegaskan, semestinya pemerintah pusat dan daerah mendukung upaya masyarakat untuk mengembangkan buah Guarana sebagai komoditi pangan yang dapat menambah perekonomian rakyat.
“Kita tidak habis pikir, kenapa masih saja terganjal proses perijinan, padahal kita tidak menjual bibit dan masih ada batasannya, seperti contoh, minimal lahan untuk tanaman buah guarana se-Sumatra utara hanya 10 hektar, kalau di bawah 10 hektar hasilnya tidak maksimal,” pungkasnya. (Ichsan)