Mentawai – Javanewsonline.co.id | Sebuah sinergi membangun harapan baru melalui pelatihan pengolahan pasca panen pangan lokal keladi dan pisang di Pulau Mentawai. Kegiatan ini tergabung dalam program “Sustainable Self-Reliance Local Food System in Mentawai, Kupang, dan Sabu Raijua,” memberikan dorongan bagi masyarakat Mentawai untuk menghidupkan kembali keberagaman pangan lokal di daerah mereka.

Potensi keladi dan pisang sebagai pangan lokal di Mentawai cukup besar. Namun, semakin sedikitnya masyarakat yang mengonsumsi komoditas ini menjadi ancaman serius. Yayasan SHEEP Indonesia bersama masyarakat dampingan di 10 desa di Pulau Sipora dan Siberut berinisiatif mengadakan pelatihan. Kegiatan ini bertujuan melindungi dan mengembangkan pangan lokal Mentawai melalui pengolahan keladi dan pisang.

Kegiatan ini didukung oleh dua narasumber ahli, Heni Purwaningsih STP MP PhD, dan Cecep Erwan ST MSi, dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, BRIN. Pelatihan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 7 hingga 9 November 2023. Aula Kantor Desa Saureinu, Kecamatan Sipora Selatan, menjadi tempat berlangsungnya kegiatan.

Sebanyak 34 peserta berasal dari kelompok dampingan Yayasan SHEEP Indonesia, PKK dari beberapa desa, serta perwakilan pengajar dan siswa dari SMKN 1 Kepulauan Mentawai.
“Pelatihan ini memberikan harapan baru bagi keladi dan pisang, yang sudah mulai terlupakan di Mentawai. Kegiatan ini bukan hanya sekadar pengembangan produk olahan, tapi juga bentuk pelestarian warisan lokal yang kaya gizi. Semoga pangan lokal bisa kembali meramaikan meja masyarakat Mentawai,” ungkap narasumber Heni Purwaningsih.

Peserta baru mengetahui bahwa keladi dan pisang dapat diolah menjadi berbagai produk menarik dengan menggunakan tepung keladi dan pisang. Kekompakan peserta dalam mempraktekkan pembuatan olahan pangan lokal, meskipun baru pertama kali bertemu.
Inisiasi pembuatan grup WhatsApp untuk saling berkomunikasi dan berbagi hasil olahan pangan lokal di masing-masing desa. Dibentuknya forum komunikasi melalui grup WhatsApp bertujuan untuk mendukung dan memantau perkembangan pengolahan pangan lokal.

Masyarakat berharap hasil pelatihan dapat menjadi modal untuk mengembangkan usaha kecil menengah dan membantu perekonomian keluarga. Pelatihan pengolahan pasca panen pangan lokal di Mentawai bukan sekadar kegiatan sementara, melainkan permulaan perjalanan panjang menuju keberlanjutan dan keberagaman dalam konsumsi pangan lokal. (Rijon)
More Stories
Lampu Isyarat Mati, Kehati-hatian Masyarakat di Simpang Langgam Pangkalan Kerinci
Reformasi Birokrasi Tubaba Melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Menanggulangi Stunting di Mentawai: Kerja Sama dan Tantangan